Israel kini berada dalam posisi dilematis terkait konflik berkepanjangan di Gaza dan ketegangan yang meningkat dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon. Di satu sisi, tekanan untuk gencatan senjata semakin kuat, namun di sisi lain, pemerintah Israel tetap bersikeras melanjutkan operasi militer hingga tujuan utamanya tercapai.
Situasi Terjepit Israel
Kondisi Israel saat ini dapat dikatakan terjepit akibat keputusan mereka sendiri. Sementara perang di Gaza belum usai, Israel justru membuka front pertempuran baru dengan kelompok Hizbullah di utara. Keputusan ini tentu berdampak signifikan terhadap persediaan sumber daya militer mereka.
Selain itu, masalah yang tak kalah pelik adalah nasib ratusan sandra Israel yang masih ditawan Hamas. Menurut data per awal Juli 2024, masih ada sekitar 120 warga Israel yang ditahan Hamas, baik dalam kondisi hidup maupun telah meninggal. Situasi ini semakin mempersulit posisi Israel dalam mengambil keputusan strategis.
Opsi Gencatan Senjata
Dalam perkembangan terbaru, New York Times melaporkan bahwa 10 jenderal senior Israel melihat gencatan senjata sebagai cara terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandra. Meski demikian, langkah ini dianggap dapat menggadaikan tercapainya tujuan utama perang Israel, yaitu menghancurkan Hamas secara total.
Para jenderal ini berpendapat bahwa tindakan militer lebih lanjut justru dapat meningkatkan risiko hilangnya nyawa para sandra yang tersisa. Mereka juga mengkhawatirkan kemungkinan perang berkepanjangan jika persediaan amunisi Israel semakin menipis, mengingat Amerika Serikat sebagai sekutu utama mulai membatasi pengiriman senjata ke Tel Aviv.
Dilema Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan dari berbagai pihak. Warga Israel telah berkali-kali melakukan unjuk rasa menuntut pembebasan sandra secara segera. Namun, Netanyahu tetap bersikukuh dengan pendiriannya.
Dalam rapat kabinet pada Minggu, 30 Juni 2024, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan menghentikan perang sebelum mencapai tujuannya, yaitu melenyapkan Hamas hingga tuntas dan mengembalikan semua sandra ke Israel dengan aman. Ia menyebut Hamas sebagai satu-satunya penghalang dalam pembebasan para sandra.
"Kami tidak akan berhenti sampai semua tujuan tercapai: menghancurkan Hamas, mengembalikan semua sandra, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," tegas Netanyahu.