Cita-cita mulia yang beliau perjuangkan selama hidupnya membawa perubahan yang signifikan bagi umat. Risalah dakwah yang beliau bawa bertujuan agar hati dan pikiran kita selalu terisi dan terhubung dengan Nabi Muhammad yang memiliki sikap yang sempurna dalam akhlaqul karimah. Sehingga beliau menyerukan kepada orang yang mengikuti majelisnya agar buang jauh-jauh dari berprasangka buruk kepada orang lain dan jangan sekalipun memiliki sifat sombong, hasud, ujub, dan riya.
Pesan yang beliau bawa tentunya untuk membimbing dan menyelamatkan anggota tubuh kita dari maksiat. Beliau ingin menyelamatkan mata kita dari memandang yang kotor; menyelamatkan telinga kita dari mendengarkan yang tidak pantas; menyelematkan lisan kita dari mencaci; menyelamatkan perut kita dari makanan yang haram dan berlebihan; menyelematkan kemaluan kita dari perbuatan yang haram; menyelamatkan tangan kita dari menyakiti dan mencuri; serta menyelamatkan kaki kita dari berjalan menuju tempat keburukan.
Semua yang disebutkan di atas tentunya telah dibuktikan oleh Habib Munzir sebelum pesan itu disampaikan kepada umat. Beliau sangat teramat menjaga anggota tubuhnya dari yang haram. Beliau juga selalu berprasangka baik dan peramah terhadap semua orang. Tidak pernah sekalipun beliau menghardik umat yang masih melakukan maksiat datang ke majelisnya. Namun, dengan penyampaiannya yang sabar dan benar-benar dari hati, beliau mendidik umat secara bertahap untuk kembali ke jalan Allah SWT.
Seperti yang kita lihat dalam perjuangan awalnya merintis majelis hingga meninggalnya, Habib Munzir merupakan sosok patriot dalam berdakwah. Beliau wakafkan umur beliau untuk berdakwah demi meraih ridho Allah SWT dan menggembirakan hati Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Tidak pernah terlintas dipikiran beliau untuk mengumpulkan harta dari dakwahnya. Namun sebaliknya, Beliau rela mengorbankan hartanya -bahkan rela meminjam dan mengutang uang pada orang lain- demi kemajuan dakwah Majelis Rasulullah SAW. Selain itu, yang paling diingat oleh pecintanya ialah beliau tetap mengajar walaupun kondisinya pada saat itu sedang tidak sehat sebab kambuhnya penyakit yang telah lama ada. Bahkan beliau sering menggunakan kursi roda dan terkadang pingsan ketika sedang berdakwah.
Sekarang, setelah 11 tahun kepergiannya, majelisnya tetap hidup dan masih ada. Bahkan menurut kakaknya yang sekarang menjadi dewan syuro', Majelis Rasulullah terus berkembang hingga memiliki cabang yang menyebar di setiap kota, provinsi, dan beberapa negara di Asia. Semoga Allah SWT memberikan kasih sayang dan tempat terbaik bagi Habib Munzir, sebagaimana hasil dari perjuangan dakwahnya yang ikhlas semasa hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H