Mohon tunggu...
Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yo baca yo

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orangtua Dalam Belajar Mengajar di Masa Pandemi Covid-19

26 September 2021   01:39 Diperbarui: 26 September 2021   01:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tanggal 18 Desember hingga 29
Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai
satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.

Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, berdampak pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka lembaga pendidikan mengharuskan menjalankan proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni
siswa belajar dan guru mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah. Akibatnya, pendidik dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media darring (online). 

Hal Ini sesuai dengan keputusan Menterim Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap muka langsung. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

Kebijakan social distancing maupun physical distancing guna meminimalisir penyebaran COVID-19 mendorong semua elemen pendidikan untuk mengaktifkan kelas meskipun sekolah tutup. Penutupan sekolah menjadi langkah mitigasi paling
efektif untuk meminimalisir penyebaran wabah pada anak- anak. Solusi yang diberikan yakni dengan memberlakukan pembelajaran dirumah dengan memanfaatkan berbagai fasilitas penunjang yang mendukung. 

Kelebihan dari pembejaran daring ini adalah secara tidak langsung siswa dapat belajar Ilmu Teknologi atau IT, tidak terikat dalam ruang dan waktu siswa bisa kapan saja mengakses pembelajaran dan dimanapun tempatnya asal memiliki sinyal dan kuota, siswa dan guru tidak perlu keluar rumah untuk ke sekolah mereka hanya perlu membuka laptop, hp atau gadget-nya untuk membuka aplikasi dan masuk ke dalam pembelajaran. 

Selain itu juga pembelajaran daring ini dapat menuntut siswa untuk lebih mandiri karena pembelajaran daring ini kebanyakan siswa untuk belajar sendiri materi yang telah diberikan oleh guru.

Namun dibalik kelebihannya pembelajaran jarak jauh ini banyak sekali kekurangannya, seperti sinyal yang tidak bisa ditentukan siswa harus memiliki layanan internet yang memadai untuk mengakses pembelajaran, didaerah pedalaman siswa sulit untuk menemukan sinyal jika pun ada maka sinyal yang didapatkan bisa saja lemah dan itu menyulitkan siswa untuk belajar. Dan keterbatasan dana untuk membeli kuota internet dan perangkat elektronik juga merupakan kekurangan dari pembelajaran
daring ini. 

Pandemi yang ada pada saat ini berdampak juga dengan menurunnya ekonomi maka untuk pembelajaran daring ini menyulitkan
bagi siswa yang kurang beruntung. Tidak banyak siswa yang akhirnya putus sekolah karena keterbatasan ekonomi orang tuanya. Munirwan umar mengungkapkan tentang peran orang tua dalam pendidikan anak diantaranya sebagai pengasuh dan pendidik, pembimbing, motivator, serta fasilitator (Umar,2015). 

Mengingat berartinya peranan orang tua dalam mendidik anak, sekian banyak penelitian telah membuktikan jika orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam lingkup pendidikan anak. Dengan adanya perang orang tua yang ikut andil membuat anak berfikir bahwa tidak hanya dirinya saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa menjaddi lebih baik (Cahyati &
Kusumah,2020). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun