Mohon tunggu...
Muhammad imambaihaqi
Muhammad imambaihaqi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaum Muda dan Radikalisme Afama

19 Januari 2022   09:21 Diperbarui: 19 Januari 2022   09:26 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mereka adalah yang merasa mendapatkan mandat untuk membela yang terpinggir utamanya dari kelompok agama mayoritas disebuah negara. Kadang-kadang bukan dari agama mayoritas tetapi minoritas karena merasa diperlakukan secara diskriminatif. Selain alasan yang sifatnya profane diatas. Ada alasan dasar keyakinan akan adanya dalil/teks atas agama yang membenarkan perilaku radikalismeteroris dilakukan merupakan hal yang sampai saat ini masih berlangsung dalam proses kekerasan agama yang terjadi di muka bumi.

Pembahasan

Penyebab Radikalisme-Terorisme 

Jika kita perhatikan terjadinya kekerasan atas nama agama, para ahli dalam hal sosiologi agama, politik maupun ilmu sosial lainya memberikan penjelasan sekurang-kurangnya terdapat beberapa penyebab mengapa orang bersedia melakukan tindakan kekerasan atas nama agama, sekalipun sebagian ahli agama melarangnya. 

Beberapa penyebab seperti yang akan saya kemukakan disini adalah penyebab yang sudah lazim dipahami oleh masyarakat dan para akademisi atau intelektual, tetapi tidak mengapa untuk mengulang penjelasan para ahli tersebut saya akan kemukakan dengan ringkas. Ketiga, radikalisme-terorisme juga buruknya dalam hal penegakan hukum sehingga menimbulkan apa yang sering disebut sebagai ketidakadilan hukum. Penegakan hukum yang tidak berjalan dengan maksimum, sehingga menumbuhkan kejengkelan dalam perkara hukum yang ada dalam sebuah negara. 

Ketidakadilan hukum dianggap sebagai salah satu faktor yang masih dominan dalam sebuah negara termasuk di Indonesia, sehingga apparat penegak hukum sering menjadi sasaran kekerasan kaum radikalis-teroris. Peristiwa penembakan apparat kepolisian di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Poso, Mataram, Solo, Mataram dan Jakarta adalah bukti-bukti yang menjelaskan kalau posisi dianggap tidak adil dalam menegakkan hukum.

Pendidikan agama tidak hanya mengajarkan persoalan jihad dalam makna kekerasan atau perang tetapi jihad dalam makna yang luas seperti memberantas kemiskinan, memberantas mafia hukum, memberantas politik uang dan partai yang buruk adalah jihad yang sesungguhnya harus dilakukan. Terkait dengan masalah pendidikan, fakta lapangan memberikan penjelasannya misalnya seperti dikemukakan oleh survei Wahid Foundation tahun 2017 melaporkan mereka mendapatkan penjelasan tentang jihad sebagai kekerasan dan perang. 

Juga tentang qital merupakan penyebab lain yang diterima oleh pelajar sekolah menengah atas mencapai 85 % mendapatkan materi tentang jihad dan qital dalam pengajian sekolah. adanya represi terhadap politik Islam, justru transmisi Islam Timur Tengah terus mengalami perkembangan yang signifikan dengan cara memanfaatkan ruang publik baik melalui sektor formal mau pun informal, seperti: masjid --baik masjid kampus, kampung, mau pun di wilayah perkotaan, pondok pesantren, hingga institusi pendidikan.

Kaum Muda sebagai Penentu

Sebagai penggerak masa depan, kaum muda menjadi sangat penting. Kaum muda merupakan masa depan sebuah bangsa yang ingin maju. Kaum muda tidak bisa dituduh sebagai kelompok yang mengacaukan, tetapi mereka adalah kelompok masyarakat yang bergerak dan terus mencari. Mereka kaum muda tidak bisa ditempatkan sebagai entitas yang selalu dalam kesesatan pikir dan kesesatan tindakan atas nama agama/Tuhan. Tidaklah adil dan proporsional jika menjadikan pemuda sebagai tertuduh. Kaum muda memang secara umur masih belum kalah dibandingkan dengan kaum tua. 

Mereka masih berumur 15-35 tahun sebagaimana dikatakan oleh UNESCO. Sekali lagi kaum muda tidak hanya sebagai objek tetapi mereka adalah subjek yang memiliki dunianya sendiri. Oleh sebab itu perlu mendapatkan perhatian sebagaimana dunianya. Kita akan melihat beberapa fakta lapangan tentang keterlibatan kaum muda dalam aksi-aksi intoleransi yang terus menggunung dan mengepung. Kaum muda sangat penting kehadirannya di ruang publik yang penuh dengan persoalan di depan hidungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun