Radikalisme dewasa ini kian marak dalam pemberitaan, bahkan hal ini menjadi peristiwa fenomenal dalam sejarah dengan adanya peristiwa 9/11. Yang mana kala itu sekumpulan teroris berhasil meruntuhkan salah satu icon New york yang terkenal yakni gedung kembar WTC hingga merengut ribuan nyawa. sampai dianggap sebagai Gerakan teror terburuk dalam sejarah Amerika.
GerakanRangkaian peristiwa teror semacam ini juga pernah terjadi di Indonesia seperti Peristiwa Bom Bali (2002) dan Teror Bom di Sarinah (2016). juga masih membekas di ingatan kita akan terjadinya pengeboman sejumlah Gereja di surabaya tahun 2018 yang menyadarkan kita tentang bahaya laten Radikalisme.
Terjadinya serangkaian teror yang dilakukan oleh gerakan kelompok Radikal ini, menyasar sejumlah tempat di dunia terutama di negara-negara Barat. Hal ini mengakibatkan munculnya gerakan diskriminasi terhadap umat beragama, terutama Islam yang sering kali distereotipkan sebagai Agama teroris dan kekerasan. namun benarkah dibalik maraknya gerakan Terorisme dan islamophobia ini ternyata ada peran campur tangan Barat bahkan indonesia?
Pada segi Bahasa, Definisi Radikal sebenarnya mempunyai Arti "Mengakar", yang mana ini bisa berupa Pemikiran ataupun sikap. Kata Radikal ini sebenarnya mempunyai makna yang netral akan tetapi, kata Radikal apalagi di imbuhi morfem--isme dalam konteks sekarang memiliki Definisi yang berbeda.
Menurut KBBI Radikalisme adalah paham/aliran yang disertai sikap ekstrim dan mengakar (radikal) yang menginginkan pembaharuan sosial-politik secara drastis dengan cara Kekerasan. Kata Radikal ini juga erat kaitanya dengan kata "Terorisme" yang mana berarti penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan (aksi teror) demi tujuan tertentu dan sering dihubungkan dengan politik dan ideologi.
Sejarah terjadinya Perang Dingin
Dalam arus sejarahnya, sebelum membludaknya aksi Terorisme di era modern, dalam perkembangannya sangat berhubungan dengan masa perang dingin. yakni dimana terjadi persaingan pengaruh antara Amerika dan Uni Soviet.
bila dilansir dari buku From world war to cold war karya David Reynolds (2006), perang dingin itu dipicu oleh Gaya kepemimpinan Joseph Stalin dengan komunismenya yang otoriter dianggap mengganggu dominasi Amerika-inggris di Eropa barat mengingat soviet telah menguasai eropa timur.
Terlebih lagi Uni Soviet adalah negara kuat yang juga salah satu Negara Pemenangkan perang. oleh karnanya mereka khawatir apabila Uni Soviet ini suatu saat akan menjadi "ancaman baru" dalam jangka panjang setelah peperangan melelahkan melawan Nazi Jerman di perang dunia II.
Dalam perspektif yang lain, Uni Soviet sendiri beranggapan bahwa walaupun keduanya bersama-sama dalam memenangkan perang dunia II namun mereka menuding bahwa Amerika Serikat dan Inggris seakan menyampingkannya dalam kancah internasional. Disaat itulah kemudian timbul ketegangan dan saling benci antar kedua kubu tersebut yakni blok Barat (Amerika serikat dkk) dan Blok timur (Uni Soviet dkk).
Uni Soviet juga beranggapan bahwa setelah Revolusi Bolshevik oleh Lenin (1917) ditegakkan, maka dominasi kapitalis saat ini haruslah diruntuhkan dan diganti dengan paham sosialis. itulah yang akhirnya menjadi landasan mereka memusuhi Amerika serikat dkk.
Sebaliknya Blok barat sendiri takut jika pengaruh Uni Soviet ini akan makin melebar mempengaruh negara-negara di dunia, mengambil alih sumber daya strategis dan menjadi setral dunia dengan Paham Komunismenya. Karna itulah kemudian terjadi perang dingin antar masing-masing kubu tersebut.