Mohon tunggu...
Muhammad AdityaFathurrohman
Muhammad AdityaFathurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hidup apa adanya bukan ada apanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dedikasi dan Semangat Menghidupkan Tradisi Lokal

30 November 2023   00:41 Diperbarui: 30 November 2023   01:35 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, 27 November 2023 -- Malioboro Yogyakarta, selalu menjadi destinasi favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara. Di tengah keramaian dan keindahan budaya Malioboro, terdapat kisah mengharukan seorang penjual jajanan pasar yang dengan gigih menjaga dan menghidupkan tradisi lokal.

Di antara kebisingan dan kepadatan orang di Malioboro, Nur atau yang sering disapa Bu Nur, seorang penjual jajanan pasar, berkeliling di kaki lima dengan sepedanya yang penuh dengan aneka kudapan tradisional. Menjalani profesi ini selama 5 tahun lalu, Bu Nur adalah contoh nyata dari kecintaannya terhadap warisan budaya dan kuliner tradisional.

"Saya tumbuh besar di Yogyakarta, dan saya melihat bagaimana kekayaan kuliner tradisional kita terus tergerus oleh makanan modern. Saya ingin memastikan bahwa anak cucu kita tetap mengenal dan mencintai cita rasa nenek moyang kita," ungkap Bu Nur dengan tulus.

Bu Nur terkenal dengan beragam kudapan tradisional khas Yogyakarta seperti arem-arem, bakpao, lemper, nagasari, dll. Tidak hanya menyajikan kudapan tersebut dengan cita rasa yang otentik, namun Bu Nur juga memberikan sentuhan kreatif dengan menciptakan varian-varian baru yang tetap mempertahankan rasa autentik.

"Mungkin kita harus beradaptasi dengan zaman, tapi itu tidak berarti kita harus kehilangan akar budaya kita. Saya mencoba menyajikan kudapan-kudapan khas dengan sentuhan baru agar tetap diminati oleh generasi muda," jelas Bu Nur sambil mempersiapkan pesanan pelanggannya.

"Kami sangat menghargai Bu Nur dan pedagang-pedagang tradisional lainnya di Malioboro. Mereka adalah pahlawan kecil yang turut menjaga identitas budaya kita," ujar Riska, salah satu pelanggan setia Bu Nur.

Kisah Bu Nur merupakan gambaran nyata tentang bagaimana seorang pedagang jajanan pasar dapat menjadi pilar penting dalam melestarikan dan menghidupkan tradisi lokal. Di balik kesederhanaannya, tersimpan kearifan lokal dan semangat pantang menyerah yang patut diapresiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun