Dalam 20 tahun terakhir sebagian orang menyebutnya dengan revolusi teknologi dikarenakan dalam kurun waktu tersebut teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan ini membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap aspek kehidupan sosial seperti berkomunikasi dan berinteraksi. Pada era ini generasi yang sering disebut Gen Z terbiasa dengan perkembangan teknologi yang memudahkan akses informasi yang cepat dan tidak terbatas. Sehingga mereka tidak gaptek dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Namun, gen z cenderung bergantung dengan smartphone dan sosial media hingga menyebabkan mereka kecanduan terhadapnya. Sehingga mereka dapat dengan mudah mengalami gangguan mental dan depresi. Jika tidak mendapatkan penanganan serius akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi gen z itu sendiri. Berdasarkan data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey pada tahun 2022 sebanyak 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.
Pada orang dengan depresi ringan hingga sedang penderita akan mengalami perasaan sedih yang berkelanjutan, kehilangan motivasi, sulit berkonsentrasi gangguan tidur dan selalu merasa lelah. Sedangkan, penderita depresi akut dapat memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Dan salah satu penyebab gen z mudah mengalami gangguan kesehatan mental adalah penggunaan teknologi terutama sosial media secara masif atau lebih dari 3 jam per hari. Menurut National Institute of Mental Health bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja berusia 18--25 tahun yang rata-rata menghabiskan 3 jam menggunakan media sosial setiap hari.
Gangguan kesehatan mental pada gen z sebenarnya dapat diminimalisir dengan penerapan ilmu psikologi yang inovatif agar dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang muncul akibat penggunaan teknologi. Menurut halodoc salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir masalah kesehatan mental yang diakibatkan oleh penggunaan teknologi adalah dengan mendidik remaja tentang bahaya yang diberikan oleh teknologi terutama sosial media. Selain itu, dengan membatasi penggunaan sosial media dan memastikan penggunaan sosial media memiliki dampak positif pada kehidupan remaja juga dapat meminimalisir masalah kesehatan mental.
Dengan demikian, penting bagi seorang individu untuk mengendalikan penggunaan teknologi, terutama media sosial, dengan bijak dan memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan mental. Selain itu, persoalan kesehatan mental yang disebabkan oleh teknologi tidak dapat diatasi oleh satu individu saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama agar setiap individu mendapatkan kehidupan yang lebih berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H