Mohon tunggu...
Muhammad Isa Baiquni
Muhammad Isa Baiquni Mohon Tunggu... Administrasi - Administrator

Membangun dengan pikiran bertindak dengan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stoikisme dan Kehidupan

2 Maret 2024   02:06 Diperbarui: 2 Maret 2024   02:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arus globalisasi yang amat kuat membuat kita kehilangan kontrol akan diri. Televisi menayangkan debat kusir kepentingan yang membuat publik bingung menentukan arah akan kemana tujuan negara ini. Para ahli memberikan paparannya berdasarkan kepentingannya di balut dengan keilmuan yang dipelajari. Public saling memberikan komentar pedas akan kondisi bangsa. Tak jarang komentar tersebut membawa malapetaka yang menempatkan mereka di jeruji besi karena saling bersenggolan dengan dasar penghinaan, pencemaran nama baik hanya karena saling mempertahankan argumentasi dan kepentingannya.

             Mengenal stoikisme dalam pengaruh kehidupan saat ini di rasa penting karena sudah tidak ada kontrol lagi dalam diri. Manusia modern saat ini lebih mempercayai atau menempatkan factor eksternal sebagai pusat keberhasilan dan kebahagiaan hal itu merupakan sesuatu yang keliru.

            Bagaimana bisa kita menggantungkan kebahagiaan hanya pada akal tanpa melibatkan hati. Kita lebih bangga dengan apa yang kita lihat atau apa yang menjadi obsesi kita dibandingkan dengan sesuatu yang rasional.

            Probelem tersebut yang membuat kita mudah stress dan depresi yang pada akhirnya kita kehilangan kontrol pada diri kita. Penempatan objek pada factor diluar kendali kita sebagai indicator keberhasilan diri merupakan hal yang keliru karena itu tidak akan pernah selesai. Hal tersebut dikarena sifat kita yang dinamis. Sebagai contoh "kamu harusnya seperti anak itu dia, bisa mengerjakan soal matematika". Penilaian itu tidak bisa di generalkan karena pintar adalah penilaian seseorang terhadap diri anak tersebut yang pada saat itu memang sangat menyukai matematika dan tidak semua orang menyukai matematika.

            Stoik membuat kita fokus pada kemampuan diri, menerima diri apa adanya dan tidak terpengaruh hal hal luar. kerangka berfikir stoikisme  bersandarkan kepada hal hal yang bisa di kendalikan. Selaras dengan prinsip stoikisme bahwa tugas manusia adalah mengendalikan pikirannya, bukan peristiwa eksternal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun