Mohon tunggu...
Muhammad Wildanfaridy
Muhammad Wildanfaridy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wiraswasta

Anak pertama dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Kekasih kepada Pacarnya

9 November 2023   17:19 Diperbarui: 9 November 2023   17:23 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[Pesan Kekasih Kepada Pacarnya.]

Kekasih
Kita mesti kembali pada manifesto itu.

Syahdan kata bung Karno :
di dalam cita-cita politikku, aku ini seorang nasionalis, dalam cita-cita sosialku aku ini sosialis, di dalam cita-cita sukmaku aku ini sama sekali theis. Sama sekali percaya kepada Tuhan, sama sekali ingin mengabdi kepada Tuhan.

Kita ini mesti kembali pada cita cita yang menyatukan kita, hari ini orang orang mesti berpikir siapa mendapatkan apa. Mentransaksikan apapun yang bisa di nominal kan, cita cita idiologi .

Kekasih, kita mesti bersabar
Di jalan ini, memang sepi dan sunyi, tak gemerlap seperti lampu lampu di pasar malam tempat biang lala dan semua transaksi di kompromi kan.

Hari hari ini kita sering mendengar kawan jadi lawan, bahkan orang yang pernah kita duduk kan sebagai orang nomer satu di Republik  mungkin karna idiologi dan cita cita politik kita  membatasi dirinya dan keluarga nya untuk bermewah mewah memainkan kekuasaan. sudah barang tentu itu tak sebebas dan semanis pandangan politik lain yg orang lain tawarkan.

Kekasih, Kita mesti harus membiasakan diri dengan berita berita semacam itu dan tentu kau jangan sampai tergiur.

Kekasih, kita mesti selesai tentang diri kita sendiri, ini bukan tentang diri kita, ada nilai yang lebih besar dari sekedar kita, meski kadang untuk sekedar membeli softex dan rokok kita mesti berhutang.

Ingat kita mesti serampak sebaris dengan perjuangan yg lebih besar dari sekedar kita.

Biarlah cita cita dan ideologis itu menuntun kita menuju Indonesia yang adil dan makmur, bukan kah kemerdekaan kata sukarno hanya jembatan emas, dan di ujungnya kelak kita akan membangun satu struktur masarakat yang  adil makmur kekal dan abadi.

Perjuangan itu mungki sampai kita matipun belum tentu terwujud, tugas kita hanya berjuang mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik baiknya sehormat hormatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun