Rubaiat .
Matamu, sungai bedadung yang mengalirkan sepi, menghayutkan mimpi mimpi sejuk tidurku yg sulit ku pejamkan, mimpi atas kehilangan yg selalu datang diam diam.
Alismu bulan sabit , yang memantulkan cahaya nya pada sepi dan dinding dinding kamarku yg hening, di saat itu aku selalu bertanya apakah bisa sunyi yang dingin dan purba itu membunuhku?
Rambutmu, hutan bandealit yg rimbun,sunyi dan sepi dan tiap kali para tualang menyelajah, menyesatkannya pada jalan panjang tak berakhir..
Keningmu, adalah musim dingin yg tak kunjung berakhir, Â tempat daun daun tua menyerahkan dirinya pada takdir, gugur.
Kekasih, ada yg diam diam tak bisa kita lupa, seberapapun kita mencoba membunuhnya, sesuatu yg kita sebut kenangan...
Ditepianmu, kini aku memahami.
Matamu, sungai bedadung;
Yg mengalirkan sunyi abadi..
25 april 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H