Mohon tunggu...
Muhammad Mahda Nur Hikam
Muhammad Mahda Nur Hikam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berolahraga serta membaca hal-hal sejarah Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Bersama: Pengalaman Mendampingi Siswa dalam Proyek P5

16 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

P5 merupakan kegiatan yang kini sering di gaungkan oleh pemerintah dalam kurikulum merdeka ini menjadi tantangan serta hal yang baru bagi kami, terutama pada saat kami SMA belum pernah merasakan yang mamanya kegiatan P5, hari itu bermula ketika kami di beri undangan rapat tidak hanya prodi sejarah tetapi juga prodi HKN (Hukum Kewarganegaraan) juga ikut serta dalam rapat tersebut lalu kami dibagi perkelas oleh guru kordinator yang bertugas serta diberikannya lembar kertas kecil untuk penilaian serta menemani proses mereka untuk membuat hasil karya, karena ini kurikulum merdeka jadi tugas mereka di berikan kebebasan untuk membuat karya apapun baik poster, video iklan, dan kliping dengan tema anti bullying. 

Pada hari pertana kegiatan berlangsung kami menggunakan kaos serta celana untuk olahraga bersama agar sehat jasmani serta dilaksanakanya sholat dhuha serta siraman rohani agar sehat pula rohani para siswa-siswi, setelah itu kami makan bersama bekal sehat yang dibawa dari rumah masing-masing lalu masuk kelas bersama-sama, kebetulan saya ditugaskan di kelas XI  OTR 2 bersama rekan saya yaitu bu Marisa bisa di tebak ketika penyampaian materi para peserta didik cukup antusias serta bertanya, karena P5 ini sangat berbeda dengan kegiatan belajar pembelajaran yang berpusat dalam materi pembelajaran yang terkadang bosan.

Banyak dari mereka yang sudah berproses dengan baik meskipun ada beberapa kendala dimana kertas yang dibuat memantau para siswa-siswi ada yang hilang ada juga yang tidak jadi membuat video karena mereka saling beradu argumen, tetapi itulah romansa serta dinamika mengajar yang hanya bisa di rasakan oleh para pengajar dan saya sangat bersyukur bisa merasakan pengalaman yang begitu luar biasa ini di SMKN 10 Kota Malang, saya akan pastikan pengalaman yang begitu berahrga ini pasti akan berguna ketika saya sudah waktunya menjadi pendidik serta terjun langsung dikelas dengan begitu banyaknya warna serta bebagai jenis para siswa-siswinya.

Tibalah di hari ketiga dimana hasil dari merka akan dipresentasikan pada satu angkatan dan tentu saja bisa kita tebak bersama banyak dari mereka yang mau-malu kucing meskipun padahal karya mereka begitu kreatif, kebanyakan dari karya mereka yang ditampilkan merupakan video iklan yang tentu saja tidak sedikit dari mereka sangat totalitas serta sangat lucu hingga gelak tawa selalu mengema di area tersebut, akan tetapi meskipun hal tersebut terjadi mereka tidak melupakan esensi serta isi yang seharusnya ada di iklan yaitu anti bullying dan perundungan.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu upaya penting dalam mengembangkan karakter siswa serta mendorong mereka untuk tidak terlibat dalam perilaku perundungan atau bullying. Tujuan utama dari kegiatan P5 adalah membentuk karakter siswa agar mereka dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan penuh dengan rasa saling menghormati.

Dengan memperkuat karakter siswa melalui program P5, diharapkan siswa dapat belajar untuk menjadi pribadi yang lebih empatik, peduli terhadap sesama, serta mampu menghargai perbedaan. Menghindari perilaku perundungan juga berdampak positif pada kesehatan jasmani dan rohani siswa. Siswa yang merasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah cenderung memiliki kesejahteraan mental dan emosional yang lebih baik.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) hadir sebagai pelita harapan dalam merajut karakter siswa yang luhur. Melalui kegiatan yang berpusat pada siswa, P5 tidak hanya sebatas mengekang perilaku buruk seperti perundungan, namun lebih jauh lagi menanamkan benih-benih kebaikan dalam jiwa muda. Dengan merangkul nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan toleransi, P5 mengukir lingkungan sekolah yang harmoni, di mana setiap individu merasa dihargai dan memiliki tempat.Lebih dari sekadar pencegahan, P5 adalah sebuah transformasi. Program ini menyadarkan siswa akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani sebagai pondasi kehidupan yang seimbang. Dengan demikian, siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki ketahanan emosional yang kuat. Pendekatan holistik yang diusung P5 juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun