Menulis dalam rangka hari Pers Nasional tahun 2025. Pers merupakan lembaga atau individu yang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui berbagai media, seperti surat kabar, televisi, radio, dan platform digital. Pers memiliki fungsi utama sebagai penyampai informasi, pengawas kebijakan publik, serta sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. Sementara itu, literasi media adalah kemampuan individu untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara kritis melalui berbagai bentuk media. Literasi media sangat penting di era digital karena membantu masyarakat membedakan informasi yang benar dan yang menyesatkan.
Di era digital yang penuh dengan arus informasi yang deras, pers memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi media masyarakat. Pers bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai pilar demokrasi yang menjaga kebenaran informasi dan mengedukasi publik dalam memahami berbagai wacana yang berkembang. Sebagaimana dinyatakan oleh Kovach dan Rosenstiel (2014), "jurnalisme bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya sehingga warga dapat membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan pribadi dan publik mereka." Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya peran pers dalam memastikan masyarakat menerima informasi yang valid dan berimbang.
Masyarakat kritis adalah kelompok individu yang memiliki kemampuan berpikir rasional, analitis, dan reflektif dalam menilai informasi yang mereka terima. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu, propaganda, atau informasi yang menyesatkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Freire (1970), "kesadaran kritis memungkinkan individu untuk memahami realitas sosial dan bertindak secara rasional untuk memperbaikinya." Dengan demikian, masyarakat kritis mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan demokrasi dan mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan.
Pers juga berperan dalam menghadapi tantangan di era digital, seperti disinformasi, berita palsu, dan algoritma media sosial yang dapat memperkuat bias informasi. Oleh karena itu, pers harus beradaptasi dengan berbagai teknologi digital, mengedukasi masyarakat tentang cara mengidentifikasi berita yang valid, serta tetap menjaga independensi dan kredibilitas jurnalistik. Pers yang kuat di era digital tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mendidik masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilah dan memahami berita. Dengan demikian, peran pers tidak hanya sebatas menyampaikan fakta, tetapi juga membangun kesadaran kritis di tengah masyarakat digital yang dinamis.
Contoh nyata pentingnya peran pers dalam meningkatkan literasi masyarakat dapat terlihat dalam kasus pandemi COVID-19. Di tengah maraknya informasi simpang siur mengenai virus ini, pers berperan sebagai sumber informasi yang terpercaya dengan menyampaikan fakta berdasarkan penelitian ilmiah dan laporan dari institusi kesehatan resmi. Berita-berita yang disajikan membantu masyarakat memahami protokol kesehatan yang benar dan mencegah penyebaran hoaks terkait pandemi. Selain itu, pers juga berperan dalam mengungkap praktik penyebaran informasi palsu yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kolaborasi antara media, pemerintah, dan lembaga pendidikan menjadi kunci utama dalam menciptakan masyarakat yang tidak hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga mampu menganalisis dan menyaringnya dengan baik. UNESCO (2018) menyatakan bahwa "kerjasama antara pemerintah, media, dan sektor pendidikan sangat penting dalam meningkatkan literasi media di masyarakat modern." Lembaga pendidikan juga memegang peran kunci dalam menanamkan keterampilan literasi media sejak dini. Kurikulum sekolah perlu memasukkan materi tentang cara memilah informasi, memahami bias media, serta mengembangkan pemikiran kritis terhadap konten yang dikonsumsi. Sebagaimana diungkapkan oleh Buckingham (2003), "pendidikan literasi media harus menjadi bagian dari sistem pendidikan formal untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi dunia digital."
Pers yang berkualitas, didukung oleh regulasi yang tepat dan pendidikan yang kuat, dapat membantu membangun masyarakat yang kritis dalam menghadapi informasi. Dengan demikian, literasi media bukan hanya sekadar keterampilan, melainkan fondasi bagi demokrasi yang sehat dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI