Mohon tunggu...
Muhammad Isnaini
Muhammad Isnaini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca dan menulis adalah dua sisi dari satu koin: membaca memperkaya wawasan, sementara menulis mengolah dan menyampaikan wawasan tersebut. Keduanya membangun dialog tak berujung antara pikiran dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Meta dan Ekonomi Digital antara Peluang dan Tantangan

7 Januari 2025   03:04 Diperbarui: 7 Januari 2025   03:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era digital yang semakin berkembang telah melahirkan sebuah generasi baru yang disebut sebagai "Generasi Meta". Istilah ini menggambarkan individu yang tumbuh dan beradaptasi di tengah lingkungan virtual, di mana teknologi seperti metaverse, NFT (Non-Fungible Token), dan pekerjaan berbasis teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Generasi ini tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pelaku aktif dalam membentuk ekosistem ekonomi digital.

Generasi Meta memiliki peluang besar untuk menciptakan perubahan signifikan dalam ekonomi digital. Dengan memanfaatkan platform seperti metaverse, mereka mampu menciptakan konten, produk, dan layanan yang unik. Misalnya, mereka dapat membuka toko virtual di platform seperti Decentraland, di mana pakaian digital untuk avatar atau desain interior ruang virtual dapat diperjualbelikan. Selain itu, ruang-ruang virtual ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan bisnis atau komunitas, menciptakan cara baru untuk berinteraksi secara digital (Zuckerberg, 2021).

Sebagai kreator di ekosistem NFT, Generasi Meta memanfaatkan blockchain untuk memonetisasi karya seni digital, musik, dan bahkan pengalaman unik seperti tiket konser virtual. Seniman dapat menjual karyanya langsung kepada konsumen global tanpa perantara, memberikan kebebasan finansial yang lebih besar. Misalnya, Beeple, seorang seniman digital, berhasil menjual karya NFT senilai jutaan dolar, membuka mata dunia terhadap potensi ekonomi dari inovasi ini (Christie's, 2021).

Namun, untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, Generasi Meta juga harus mengembangkan keterampilan teknologi yang relevan. Dalam menghadapi persaingan global, kemampuan coding, desain 3D, analisis data, atau pengembangan aplikasi menjadi hal yang esensial. Berbagai platform pendidikan online seperti Coursera atau Udemy memberikan akses pembelajaran yang terjangkau dan fleksibel, memungkinkan siapa saja untuk meningkatkan daya saing di pasar kerja digital (Schmidt, 2022).

Di sisi lain, pendidikan Islam dapat memberikan panduan etis dan moral bagi Generasi Meta dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital. Prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, dan kebermanfaatan bagi masyarakat luas dapat menjadi landasan dalam setiap aktivitas digital yang mereka lakukan. Sebagai contoh, pendidikan Islam mengajarkan pentingnya memastikan bahwa setiap transaksi, termasuk di ekosistem NFT atau metaverse, bebas dari unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Ini relevan dalam menciptakan praktik ekonomi digital yang berkelanjutan dan sesuai dengan nilai-nilai universal (Iqbal, 2020).

Selain itu, pendidikan Islam juga menekankan pentingnya menuntut ilmu sebagai kewajiban setiap individu. Dalam konteks ini, Generasi Meta dapat memanfaatkan prinsip ini untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan di era digital. Misalnya, belajar tentang keamanan siber dan literasi digital tidak hanya membantu mereka menghadapi tantangan teknologi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga amanah yang diberikan kepada mereka dalam mengelola sumber daya digital (Nasr, 2019).

Generasi Meta juga dapat menjadi penggerak inklusi ekonomi digital dengan memberdayakan masyarakat yang kurang terjangkau. Misalnya, mereka dapat menciptakan aplikasi keuangan mikro yang ramah pengguna untuk mendukung usaha kecil di pedesaan. Dengan cara ini, Generasi Meta tidak hanya menciptakan nilai ekonomi bagi diri mereka sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat.

Namun, generasi ini menghadapi tantangan besar, termasuk ketimpangan akses teknologi. Tidak semua orang memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai untuk berpartisipasi secara penuh dalam ekonomi digital. Selain itu, keamanan data dan privasi menjadi isu utama yang harus dihadapi, mengingat semakin banyak aktivitas yang bergantung pada dunia maya. Oleh karena itu, literasi digital dan pemahaman tentang keamanan siber menjadi penting untuk dikembangkan. Dengan mengambil langkah-langkah strategis dan mengatasi tantangan yang ada, Generasi Meta dapat menjadi penggerak utama dalam membangun masa depan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan dampak positif yang meluas, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi masyarakat global (Anderson, 2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun