Mohon tunggu...
Muhammad Isnaini
Muhammad Isnaini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca dan menulis adalah dua sisi dari satu koin: membaca memperkaya wawasan, sementara menulis mengolah dan menyampaikan wawasan tersebut. Keduanya membangun dialog tak berujung antara pikiran dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Inspiratif Ananda Najwa Lailatul Mu'jizah

1 Januari 2025   19:20 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:25 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Lailatul Mu'jizah dalam Keceriaan 

Alhamdulillah, dalam keterbatasan fisik yang dialaminya, Najwa Lailatul Mu'jizah terus menunjukkan semangat luar biasa dalam menjalani hidup dan meraih impian. Sudah enam tahun Najwa berjuang melawan lupus yang menyerang ginjalnya, namun ia tak pernah menyerah. Saat ini, Najwa sedang menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang, sebuah perjalanan yang penuh tantangan namun ia hadapi dengan keteguhan hati. Setiap hari, Om Raden dengan penuh kasih saying mengantar dan menjemput Najwa ke kampus sembari mengantarkan Abinya ke Fakultas Sain dan Teknologi. Sebelumnya, tugas ini sering dilakukan oleh Om Solihin sebelum pindah menjadi sopir Warek 2. Terkadang Najwa harus menggunakan kursi roda untuk bergerak, dan ada saat-saat di mana ia bahkan harus digendong untuk mencapai ruang kelasnya. Mengandalkan lift adalah pilihan utama, tetapi jika lift tidak tersedia, ia dengan penuh kesabaran menaiki tangga menuju lantai empat, meskipun itu bukanlah hal yang mudah.

Suatu pagi, Najwa bergegas ke Fakultas Psikologi untuk menghadiri kuliah pukul 07.10 WIB. Ia meminta Om Raden untuk mengantarnya hanya sampai di depan gedung, karena ia ingin mandiri. Najwa pun masuk sendiri ke gedung dan menuju lift. Namun, di dalam lift, seorang dosen berkata kepadanya, "Mahasiswa masih muda, sebaiknya jangan naik lift, gunakan tangga saja." Najwa, yang tidak ingin menjelaskan bahwa dirinya sakit menahun, keluar dari lift dan memutuskan menaiki tangga. Setiap lantai yang dilalui menjadi perjuangan berat. Rasa lelah membuat Najwa harus duduk sejenak di tangga sebelum melanjutkan langkah. Di tengah perjuangannya, seorang OB ibu-ibu yang sedang menyapu memintanya untuk naik tangga lebih cepat agar lantai segera bersih. Najwa, dengan tertatih-tatih, terus naik hingga akhirnya mencapai lantai empat. 

Namun, kelelahan luar biasa membuatnya duduk dan tiba-tiba muntah. Dalam kondisi itu, Najwa langsung mengirim pesan WhatsApp kepada Umi dan Abinya, meyakinkan bahwa ia baik-baik saja meskipun sedang kesakitan. Ketika mendengar kejadian tersebut, Om Raden merasa marah dan ingin bertemu dengan dosen serta OB yang memaksa Najwa. Namun, Najwa dengan lembut menenangkan Om Raden, mengatakan, "Jangan, Om. Mereka tidak tahu kalau Mbak Najwa sedang sakit."Di sisi lain, Najwa juga sempat merasa cemas ketika seorang dosen mengingatkan di grup kelas bahwa mahasiswa tidak boleh menghubungi dosen secara pribadi atau melibatkan orang tua untuk urusan perkuliahan. Pesan itu membuat Najwa segera bertanya kepada Abinya, apakah Abi pernah menghubungi dosen secara pribadi. Abi menjawab dengan tenang, "Tidak ada. Abi hanya menghubungi dosen kalau Mbak Najwa sendiri yang meminta, misalnya untuk memberitahukan bahwa Mbak tidak bisa masuk kelas." Mendengar penjelasan tersebut, hati Najwa kembali tenang.

Hari-hari penuh perjuangan Najwa akhirnya terbayar dengan hasil akademik yang membanggakan. Saat membuka portal Simak Online UIN, Najwa mendapati bahwa nilai lima mata kuliah telah keluar, dan semuanya mendapatkan nilai sempurna, yaitu A. Meskipun begitu, masih ada tiga mata kuliah lagi yang belum keluar nilainya. Najwa, Abi, Umi dan Adiknya kebetulan pulang dari Pesantren Raudhatul Ulum, Naura namnya sangat berharap ketiga nilai tersebut juga akan sebaik lima mata kuliah sebelumnya, sehingga memberikan hasil yang sempurna di semester ini. 

Namun, perjuangan Najwa belum usai. Saat ini, kondisi kakinya semakin memburuk. Rasa sakit yang luar biasa sering kali membuatnya sulit untuk berjalan, bahkan untuk sekadar menapak pun terasa sangat perih. Meski begitu, Najwa tetap bersyukur dan berdoa agar Allah terus memberinya kekuatan untuk menyelesaikan kuliah dan mencapai cita-citanya. Kisah Najwa adalah pelajaran tentang kekuatan iman, semangat juang, dan kasih sayang keluarga yang menjadi penopang dalam menghadapi setiap rintangan

Semangat Najwa untuk terus belajar di tengah berbagai rintangan adalah inspirasi yang tak ternilai. Dengan segala keterbatasan, ia tetap menjaga kehormatan, kesabaran, dan keyakinan bahwa segala perjuangan ini akan berbuah manis. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan kesembuhan untuk Najwa, serta melimpahkan keberkahan dalam setiap langkahnya. Amin.

Najwa Lailatul Mu'jizah dalam Kalender RSMH Tahun 2025
Najwa Lailatul Mu'jizah dalam Kalender RSMH Tahun 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun