Mohon tunggu...
Muhammad Isnaini
Muhammad Isnaini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca dan menulis adalah dua sisi dari satu koin: membaca memperkaya wawasan, sementara menulis mengolah dan menyampaikan wawasan tersebut. Keduanya membangun dialog tak berujung antara pikiran dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Perjalanan Penuh Makna di Tengah Keterbatasan Ananda Najwa Lailatul Mu'jizah

28 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 28 Desember 2024   11:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Lailatul Mu'jizah bersama Adiknya

Hari itu, langit tampak cerah, namun dalam hati Najwa Lailatul Mu'jizah, sebuah perjuangan besar sedang berlangsung. Baru beberapa hari sebelumnya, ia keluar dari Rumah Sakit Mohammad Husen Palembang, tempat di mana ia menjalani transfusi darah sebanyak 5 kantong karena kadar hemoglobinnya yang hanya mencapai 5,2. Tubuhnya masih lemah, tetapi semangatnya untuk menjalani hidup tetap membara. Ada satu keinginan besar yang membuat Najwa terus bertahan dan melawan segala keterbatasannya, ia ingin mengunjungi Lampung.

Lampung bukan sekadar tempat untuk Najwa. Di sana, ponakannya yang ia rindukan, Faitiyah, menunggu. Faitiyah yang baru berusia sekitar 5 bulan sedang berada di masa lucu-lucunya, membuat Najwa semakin tidak sabar untuk bertemu. Selain itu, Abinya, Muhammad Isnaini, tengah menjalankan misi penting yaitu Pendampingan akreditasi internasional ASIIN di FMIPA Universitas Lampung (UNILA). Bukan hanya itu, acara Capacity Building dengan pimpinan, dosen dan tendik Fakultas Sains dan Teknologi juga menjadi momen berharga yang ingin ia saksikan. Bagi Najwa, kesempatan ini adalah jembatan untuk mendukung keluarga dan menunjukkan bahwa ia mampu meski berada dalam kondisi yang tidak ideal. Dalam perjalanan itu, Najwa tidak sendiri. Ia ditemani oleh adik tercintanya, Naura Raudhatul Jannah, dan uminya, Siti Nurul Atiqoh, yang selalu menjadi sumber kekuatan baginya. Meskipun fisiknya masih belum pulih sepenuhnya, Najwa berusaha keras untuk mengumpulkan energi dan tekad. Setiap langkah yang ia ambil adalah simbol dari keberanian dan cinta yang luar biasa terhadap keluarganya. Tidak hanya itu, Najwa juga harus membawa cairan CAPD yang selalu ia gunakan sebanyak empat kali sehari. Selama di Lampung, prosedur itu tetap dilaksanakan secara disiplin di dalam kamar, menunjukkan betapa ia tetap berkomitmen pada kesehatannya meski dalam perjalanan.

Ketika tiba di Lampung, kehangatan keluarga dan suasana kota memberikan secercah kebahagiaan bagi Najwa. Ia melihat Abinya dengan penuh kebanggaan, yang meski sibuk dengan tanggung jawab besar, selalu menyempatkan waktu untuk memastikan Najwa merasa nyaman. Naura, adik kecilnya, tidak henti-hentinya menghibur dengan candaan polos yang membuat Najwa tersenyum, meski tubuhnya lelah. Dan tentu saja, momen bertemu dengan Faitiyah menjadi salah satu kebahagiaan terbesar Najwa. Melihat tawa dan kelucuan ponakannya memberikan energi baru yang tak ternilai.

Acara pendampingan akreditasi di FMIPA UNILA menjadi momen penting bagi keluarga kami. Najwa, meski hanya sebagai pengamat, merasa menjadi bagian dari perjuangan sang abi. Ia ingin menunjukkan bahwa kehadirannya, meskipun kecil, memiliki arti besar. Sementara itu, sesi Capacity Building menjadi pengingat bagi Najwa tentang pentingnya kerja sama dan solidaritas, nilai-nilai yang ia lihat langsung dari para pimpinan Fakultas Sains dan Teknologi.

Namun, di balik kebahagiaan itu, Najwa tetap menghadapi tantangan besar. Tubuhnya kadang-kadang tidak mampu menahan rasa sakit terutama kaki kirinya jangankan berjalan menapakpun agak susah, dan ia harus beristirahat lebih sering daripada yang lain. Uminya, Siti Nurul Atiqoh, selalu berada di sisinya, memastikan bahwa Najwa mendapatkan perhatian dan dukungan yang ia butuhkan. Keberadaan sang Umi adalah penopang utama, pengingat bahwa cinta seorang ibu mampu memberikan kekuatan di saat-saat tersulit.

Kisah Najwa adalah tentang keberanian, cinta, dan pengorbanan. Dalam keterbatasannya, ia memilih untuk tidak menyerah. Perjalanan ke Lampung bukan hanya tentang sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang menunjukkan betapa berharganya keluarga dan tekad untuk tetap bertahan meskipun menghadapi tantangan besar. Najwa mungkin tidak menyadari betapa ia telah menginspirasi banyak orang di sekitarnya. Dalam setiap senyumnya, tersimpan kisah perjuangan yang membuktikan bahwa cinta dan semangat mampu mengalahkan segala keterbatasan. Baginya, perjalanan ini adalah bentuk nyata dari keyakinan bahwa selama masih ada harapan, tidak ada yang mustahil untuk dicapai.

Ponaan Mbak Najwa 
Ponaan Mbak Najwa 

Makan Bersama
Makan Bersama

Peserta Pendampingan Akreditasi Internasional
Peserta Pendampingan Akreditasi Internasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun