Liga Primer Inggris terus bergulir hingga memasuki pekan ke-8. Banyak drama dan kejutan yang tersaji hampir ditiap pekannya, 19 klub berlomba untuk memperebutkan takhta juara yang kini dipegang oleh sang juara bertahan Manchester City. Gengsi dan harga diri dipertaruhkan dalam sebuah kesatuan klub demi menjadi yang terbaik seantero Inggris Raya. Â Â Â Â Â
Sebelum musim dimulai setiap klub telah memperkuat timnya dengan mendatangkan sejumlah pemain hingga pergantian pelatih. Manchester United menjadi tim yang paling boros dalam merekrut pemain dengan menghabiskan sekitar 159 juta poundsterling, sementara Liverpool yang musim sebelumnya menjuarai kompetisi tersohor eropa yakni Uefa Champions League tidak membeli satupun pemain inti ke dalam skuadnya.
Bukan Liga Inggris namanya jika tidak ada kejutan di dalamnya, total hingga pekan ke-8 berjalan banyak drama dan kejutan yang tersaji. Manchester United kini terpapar jauh ke papan tengah klasemen, sementara itu klub seperti Leicester City, Crystal Palace justru bersaing di papan atas klasemen. Namun, hal yang patut disoroti ialah keperkasaan Liverpool yang hingga kini masih memegang predikat unbeaten club.Â
Hal yang patut diapresiasi dibalik hebatnya Liverpool ialah taktik sang manajer Jurgen Klopp yang mengusung filosofi heavymetal football. Filosofi yang diadaptasi oleh pemain Liverpool itu mengharuskan pemain harus berlari-lari untuk menekan permainan lawan, sehingga membuat lawan kebingungan dan berpeluang besar melakukan kesalahan yang pada akhirnya dimaksimalkan untuk diubah menjadi peluang.
Taktik ini berjalan dengan baik karena didukung oleh formasi yang relevan yaitu 4-3-3. Atraktif serangan yang dibangun oleh 3 penyerang dapat disuplai oleh 3 gelandang juga dapat diimbangi dalam sisi pertahanan oleh 4 pemain belakang. Penggunaan formasi ini terlihat kompleks dan seimbang baik dalam hal transisi dari bertahan ke menyerang ataupun transisi menyerang ke bertahan.
Jurgen Klopp mereformasi pola 4-3-3 ini dengan beberapa perubahan yang cukup signifikan. Terlihat dari pola penyerangan dengan 3 pemain depan yang dimiliki oleh Liverpool yakni Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Sadio Mane. Sang pelatih menginstruksikan peran yang berbeda kepada Roberto Firmino dengan menjadikan ia sebagai striker false nine.
Sehingga tugas utamanya bukanlah hanya untuk mencetak gol, namun ia juga harus pandai dalam membuat pergerakan tanpa bola yang nantinya akan memberikan ruang bagi Mohamed Salah dan juga Sadio Mane yang berada di daerah sayap untuk melakukan cut inside ke jantung pertahanan lawan. Pola ini terbukti berhasil, Liverpool kini mengoleksi gol 21 gol yang 16 diantaranya dicetak oleh trio mereka ini.
Peran 3 pemain tengah juga mendapat instruksi khusus dari sang pelatih. Trio gelandang yang diisi oleh Georginio Wijnaldum, Fabinho dan Jordan Henderson ini mendapat peran yang berbeda dibanding dengan trio pemain tengah pada umumnya. Jurgen Klopp menekankan untuk para pemain tengahnya menjadi seorang spartan tangguh yang tak kenal lelah, istilahnya ialah workhorse midfield.
Peran ini mengharuskan mereka untuk terus menekan permainan lawan sehingga alur seranag lawan sebisa mungkin putus ditengah dan kemudian segera di alurkan kepada pemain depan mereka dengan melakukan operan jauh.
Peran khusus ditujukan kepada Fabinho yang menjadi hole pivot atau gelandang pengangkut air. Peran ini lebih diarahkan sebagai pemain yang berada di area tengah lapangan dan berada diantara dua bek tengah dan bertugas untuk merusak alur serangan lawan yang dimulai dari tengah. Ketiga gelandang inilah yang menjadi kunci dibalik filosofi heavymetal yang dianut oleh Jurgen Klopp.
Kemudian dari daerah pertahanan, Jurgen Klopp memntransformasikan peran pemain bertahan ke level yang lebih modern. Empat pemain bertahan yang biasanya diisi oleh Trent Alexander Arnold, Virgil Van Dijk, Joel Matip dan Andy Robertson ini mendapat instruksi yang berbeda. Dua fullbacks mereka yakni Trent Alexander Arnold dan Andy Robertson ini menjadi yang paling disorot mereka diharuskan pandai tidak hanya bertahan mealinkan juga berkontribusi langsung dalam penyerangan.