Pertemuan di Puncak Gunung
Langit senja mulai berubah warna, melukiskan gradasi jingga dan ungu di atas hamparan pegunungan. Di salah satu puncak gunung itu, seorang pemuda bernama Arya duduk sambil mengamati keindahan alam. Ia adalah seorang pecinta alam sejati, dengan rambut yang sering kali acak-acakan oleh angin gunung dan mata yang selalu memancarkan semangat petualangan.
Di saat yang sama, seorang wanita muda bernama Laila mendaki gunung itu. Ini adalah pendakian pertamanya, dan ia merasa gugup sekaligus bersemangat. Laila adalah seorang penulis yang mencari inspirasi baru untuk novelnya. Baginya, setiap langkah menuju puncak adalah tantangan yang harus ditaklukkan.
Ketika Laila mencapai puncak, nafasnya terengah-engah. Ia berhenti sejenak, mengatur nafas, lalu melihat sekeliling. Pandangannya terhenti pada Arya yang sedang duduk di tepi jurang, menikmati senja.
"Apa kau suka pemandangan ini?" tanya Arya tanpa menoleh.
Laila terkejut, tak menyangka ada orang lain di puncak ini. "Ya, sangat indah," jawabnya sambil tersenyum. "Ini pertama kalinya aku melihat senja dari tempat setinggi ini."
Arya berbalik, tersenyum ramah. "Selamat datang di rumah keduaku. Namaku Arya."
"Laila," sahutnya, menyambut uluran tangan Arya. "Aku seorang penulis. Aku datang ke sini untuk mencari inspirasi."
"Penulis, ya? Menarik," kata Arya sambil menatap mata Laila dengan penuh ketertarikan. "Gunung ini punya banyak cerita. Mungkin kau bisa menemukan banyak inspirasi di sini."
Malam itu, di bawah langit penuh bintang, Arya dan Laila berbagi cerita. Mereka berbicara tentang mimpi, petualangan, dan cinta. Semakin lama mereka berbicara, semakin terasa ada ikatan yang terjalin di antara mereka. Senja itu bukan hanya sebuah pemandangan, tetapi juga awal dari sebuah cerita cinta yang akan mengubah hidup mereka selamanya.
