Kehidupan sehari-hari tidak akan pernah luput dari sutau masalah. Saya dapat memastikan bahwasannya anda mempunya suatu masalah, entah masalah itu sedang anda hadapi saat ini maupun masalah yang sudah terlewati. Yang pasti, semua orang mempunyai masalahnya masing-masing dalam kehidupannya, tak sedikit yang depresi dan bahkan stress karena mengalami kebuntuan dalam memecahkan suatu masalah tersebut. Akan tetapi dalam suatu masalah pasti ada solusi atau jalan keluarnya.
Definisi Masalah adalah suatu rintangan atau kendala dalam situasi apapun maupun pekerjaan. Jika menghadapi suatu masalah sangat membutuhkan solusi untuk menyelesaikan sebuah konflik agar pekerjaan itu bisa berjalan dengan baik atau lebih baik.
Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
Masalah sendiri kata yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari suatu masalah yang bersifat ringan maupun berat. Adapun jenis-jenis masalah, yaitu sebagai berikut:
-Masalah sederhana, disebut juga dengan suatu konflik yang bersifat ringan dengan memiliki skala yang kecil, tidak menyangkut masalah lainnya, tidak mempunyai konsekuensi yang besar, dan biasanya dapat dipecahkan secara individu. Jangkauan suatu konflik ini hanyalah sebatas pada umumnya saja dan dapat diselesaikan secara individu pula.
-Masalah rumit, disebut juga dengan suatu konflik yang bersifat besar dengan memiliki skala yang lebih besar, dapat terkait dengan berbagai masalah lainnya, mempunyai konsekuensi yang besar, dan menyelesaikan masalahnya harus dengan bantuan orang banyak atau kerja sama kelompok.
Definisi pemecahan masalah adalah suatu solusi terencana yang perlu dilaksanakan dengan segera agar memecahkan sebuah konflik tersebut. Pemecahan masalah menurut teori gestalt, dimana psikologi gestalt dikenal dengan pemahaman dalam memecahkan suatu masalah serta memandang perilaku suatu sistem yang terorganisir.
Solso dkk (2007:435) menjelaskan, "para tokoh penganut gestaltist beranggapan bahwa suatu permasalahan (perseptual) ada ketika ketegangan (stress) muncul sebagai interaksi antara persepsi dan memori".
General Problem Solver (GPS) adalah teori pemecahan masalah manusia dinyatakan dalam bentuk program simulasi (Ernst & Newell, 1969; Newell & Simon, 1972).
Sebelum masuk pemecahan masalah, saya akan menjelaskan tentang representasi masalah, disini pentingnya sebuah informasi yang disampaikan dalam pemecahan masalah agar mendapatkan solusi serta informasi yang dijalankan dalam pemecahan masalah sebenarnya memiliki pola yang berurutan. Pertama, mengidentifikasi masalah. Kedua, representasi masalah. Ketiga, merencanakan sebuah solusi. Keempat, merealisasikan rencana. Kelima, mengevaluasi rencana. Keenam, mengevaluasi solusi.
Kemudian ada tahapan pemecahan masalah terbagi menjadi ada empat tahap pemecahan masalah yaitu, (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali.
a)Â Memamahi masalah (understand the problem)
Pertama siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari.Â
Beberapa cara yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang kompleks: 1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang sudah diketahui dan yang dicari, 2) menjelaskan masalah itu sendiri dengan bahasa atau kalimat sendiri, 3) menghubungkan suatu masalah dengan masalah lainnya yg serupa, 4) fokus terhadap bagian yang penting dari suatu masalahnya, 5) mengembangkan model, dan 6) menggambar diagram.M
b) Â Membuatrencana (devise a plan)K
Keduasiswa melakukan identifikasi operasi yang terlibat dalam suatu masalah dan strategi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sudah ada. Siswa dapat melakukan dengan cara seperti: 1) menebak, 2) mengembangkan sebuah model, 3) mensketsa diagram, 4) menyederhanakan masalah, 5) mengidentifikasi pola, 6) membuat tabel, 7) eksperimen dan simulasi, 8) bekerja terbalik, 9) menguji semua kemungkinan, 10) mengidentifikasi sub tujuan, 11) membuat analogi, dan 12) mengurutkan data atau informasi.M
c)Â Melaksanakanrencana (carry out the plan)
Ketiga siswa dapat mengartikan suatu informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika, dan melaksanakan strategi selama proses serta perhitungan yang berlangsung. Jika semisal rencananya belum bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana yang lain.
d)Â Melihat kembali (looking back)
Keempat siswa dapat mengecek kembali langkah-langkah sebelumnya dalam suatu masalah, yaitu : 1) mengecek kembali semua informasi penting yang sudah teridentifikasi, 2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat, 3) memperhitungkan solisinya itu sudah logis atau tidak, 4) melihat alternatif penyelesaian yang lain, dan 5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri tentang pertanyaan yang tadi sudah benar-benar terjawab atau tidak.
Sering terjadi kesalahan dan hambatan yang muncul dalam memecahkan masalah, ada beberapa faktor-faktor penghambat pemecahan masalah, yaitu :
1. Ketidak cermatan dalam membaca
-Membaca soal tanpa perhatian yang kuat pada makna pengertiannya
-Mengabaikan satu kata atau lebih yang kurang familiar
-Mengabaikan satu fakta atau lebih maupun ide
-Tidak membaca kembali bagian yang sulit
-Memulai menyelesaikan soal sebelum membaca lengkap soal
2. Ketidak cermatan dalam berfikir
-Mengabaikan akurasi dan mendahulukan kecepatan
-Mengabaikan kecermatan penggunaan beberapa operasi
-Bekerja terlalu cepat
-Mengambil kesimpulan di pertengahan jalan tanpa memikirkan dengan matah terlebih dahulu.
3. Kelemahan dalam menganalisis suatu masalah
-Gagal dalam membedah masalah kompleks untuk memahami beberapa masalah secara keseluruhan
-Tidak menggunakan konsep utama dalam pengetahuan untuk memahami sebuah ide-ide yang kurang jelas
-Tidak menggunakan kamus sumber lain disaat memerlukan untuk memahami suatu masalah
4. Kekurang gigihan
-Tidak percaya diri atau meremehkan suatu masalah dengan menganggap enteng masalah
-Memilih jawaban berdasarkan insting atau menggunakan perasaan dalam mencoba menebak jawaban
-Menyelesaikan masalah hanya secara teknis belaka tanpa berpikir
-Berpikir nalar hanya pada masalah kecil dan mudah menyerah.
Sekian artikel dari saya, jika ada salah kata atau tidak mengenakkan bagi para pembaca mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan saling berbagi ilmu bagi para pembaca, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H