Mohon tunggu...
Muhammad Alfin
Muhammad Alfin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan pribadi yang aktif bersosialisasi dan obi berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Kewarganegaraan: Landasan Membangun Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar

1 Januari 2025   21:21 Diperbarui: 1 Januari 2025   21:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Kewarganegaraan: Landasan Membangun Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar
Oleh : Muhammad Jefry Alghozali
Nim : 241330001563
Kelas : sda8


    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peranan penting dalam sistem pendidikan Indonesia, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kebangsaan, rasa cinta tanah air, serta tanggung jawab sosial kepada generasi muda. Sebagaimana disampaikan oleh Tilaar (2012), pendidikan bukan hanya sarana untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang akan membentuk karakter generasi penerus bangsa. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), PKn memainkan peran strategis, karena usia anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan karakter, memerlukan pondasi moral yang kuat sebagai bekal hidup di tengah tantangan global.
     Cinta tanah air merupakan salah satu nilai yang harus diperkenalkan sejak dini. Berdasarkan pandangan Soemantri (2001), pendidikan kewarganegaraan di SD bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mengajarkan mereka pentingnya menjaga dan memperkuat keberagaman yang ada. Pengenalan terhadap Pancasila, simbol-simbol negara, serta sejarah perjuangan bangsa menjadi bagian dari upaya membentuk rasa kebangsaan yang kokoh.
      Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, tantangan untuk menjaga rasa cinta tanah air semakin besar. Seperti yang dikemukakan oleh Haryanto (2015), dampak globalisasi, dengan segala informasi yang mudah diakses dari berbagai penjuru dunia, dapat membuat siswa lebih tertarik pada budaya asing. Hal ini mengancam keutuhan nilai-nilai kebangsaan jika tidak ada upaya nyata untuk menguatkan identitas budaya nasional melalui pendidikan. Oleh karena itu, PKn di SD harus mampu menanggapi tantangan ini dengan cara yang relevan dan menarik, agar nilai cinta tanah air tetap melekat pada generasi muda.
    Pendidikan Kewarganegaraan di SD memiliki potensi besar untuk membentuk karakter cinta tanah air melalui berbagai pendekatan yang sesuai dengan perkembangan siswa. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Cerdas (2021), PKn yang diajarkan dengan cara yang terstruktur dan sistematis dapat memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan. Sebagai contoh, siswa diajarkan tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, serta bagaimana mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, PKn tidak hanya mengajarkan pengetahuan semata, tetapi juga bagaimana menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari.
    Metode pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu pendekatan yang sangat efektif dalam mengajarkan PKn. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah mengajak siswa membuat peta budaya atau meneliti tokoh pahlawan nasional untuk dipresentasikan kepada teman-teman mereka. Kegiatan ini membantu siswa memahami pentingnya melestarikan budaya lokal sekaligus mengenal sejarah bangsa secara lebih mendalam. Widiastuti (2022) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa metode berbasis proyek memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan langsung berinteraksi dengan materi yang mereka pelajari, yang akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.
    Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran PKn juga dapat membuat materi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Dalam era digital ini, banyak siswa yang lebih akrab dengan perangkat teknologi. Oleh karena itu, guru dapat memanfaatkan alat digital seperti video animasi, presentasi interaktif, dan permainan edukatif untuk membantu siswa memahami materi PKn. Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Pendidikan Tambusai (2021) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi meningkatkan keterlibatan siswa dan mempermudah mereka dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Dengan begitu, PKn menjadi lebih relevan dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa masa kini.

    Namun, pelaksanaan PKn tidak selalu berjalan mulus. Studi yang dilakukan oleh Jurnal Pendidikan Dasar (2022) menyebutkan bahwa beberapa kendala yang dihadapi dalam pengajaran PKn di SD antara lain terbatasnya sumber daya pendidikan, kekurangan pelatihan guru, dan kesulitan dalam menyediakan materi yang memadai. Di beberapa daerah terpencil, fasilitas untuk pendidikan kewarganegaraan masih sangat terbatas, yang membuat pengajaran nilai-nilai kebangsaan menjadi kurang optimal. Selain itu, globalisasi yang membawa masuk budaya asing yang sangat kuat melalui media sosial sering kali mempengaruhi sikap dan pandangan siswa terhadap budaya mereka sendiri. Hal ini membuat pentingnya peran keluarga dalam mendukung pendidikan kewarganegaraan.
    Keluarga, sebagai unit pertama dalam pembelajaran karakter, memiliki peranan penting dalam menanamkan rasa cinta tanah air pada anak. Orang tua dapat memperkenalkan berbagai nilai kebangsaan melalui kegiatan sehari-hari, seperti mengenalkan anak pada lagu-lagu kebangsaan, cerita tentang sejarah Indonesia, atau melibatkan anak dalam kegiatan sosial dan gotong royong di lingkungan. Seperti yang dijelaskan oleh Ningsih (2023), orang tua dapat memberikan teladan langsung kepada anak dalam menghargai budaya dan tradisi lokal. Sebagai contoh, orang tua dapat membawa anak ke acara-acara budaya atau mengenalkan mereka pada makanan tradisional Indonesia, yang akan memperkaya pemahaman anak tentang keberagaman dan pentingnya menjaga budaya tersebut.
    Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar adalah sarana yang efektif untuk membangun rasa cinta tanah air pada siswa sejak dini. Dengan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan yang tepat, siswa dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. PKn juga membantu siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Meskipun terdapat tantangan dalam pelaksanaannya, seperti keterbatasan sumber daya dan pengaruh globalisasi, pendidikan PKn tetap dapat disukseskan melalui kolaborasi antara guru, orang tua, dan pemerintah. Dengan menggunakan pendekatan yang lebih inovatif, seperti pembelajaran berbasis teknologi atau proyek, PKn dapat menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa. Dengan begitu, generasi muda akan tetap memiliki rasa cinta tanah air yang kuat, serta siap berkontribusi dalam membangun bangsa.
    Keberhasilan pendidikan kewarganegaraan di SD akan sangat berpengaruh pada masa depan Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan PKn, agar nilai-nilai kebangsaan dapat terus diteruskan kepada generasi penerus bangsa, meskipun di tengah arus globalisasi yang begitu pesat.

DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, S. (2015). Dampak Globalisasi terhadap Rasa Nasionalisme. Jakarta: Gramedia.
Jurnal Cerdas. (2021). "Efektivitas PKn dalam Meningkatkan Nasionalisme".
Jurnal Pendidikan Dasar. (2022). "Tantangan dalam Pembelajaran PKn di SD".
Jurnal Pendidikan Tambusai. (2021). "Pembelajaran Interaktif PKn di SD".
Kompasiana. (2024). "Membangun Generasi Cinta Tanah Air Melalui PKn".
Ningsih, R. (2023). Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga. Yogyakarta: Deepublish.
Soemantri, S. (2001). Civic Education: Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Rosda.
Tilaar, H. A. R. (2012). Pengembangan Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiastuti, E. (2022). "Metode Berbasis Proyek dalam Pendidikan Kewarganegaraan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun