Mohon tunggu...
Muhammad Ridhotullah
Muhammad Ridhotullah Mohon Tunggu... Lainnya - Budak korporat yang gemar merangkai kata

Seorang manusia yang bersemangat, berkomitmen untuk terus berkembang dan meningkatkan keterampilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Standar TikTok Terhadap Persepsi Keindahan Asli Manusia

6 November 2024   11:12 Diperbarui: 6 November 2024   13:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial, khususnya platform seperti TikTok, telah mengubah cara kita melihat, mengukur, dan menilai keindahan. Di balik ledakan konten-konten kreatif dan hiburan, TikTok juga membawa standar kecantikan yang sangat spesifik. Algoritma yang berfokus pada estetika populer dan penggunaan filter telah menciptakan definisi kecantikan yang seragam, yang sayangnya seringkali merusak penghargaan kita terhadap keindahan alami.

Fenomena Filter dan Efek "Tampilan Sempurna"
 TikTok menyediakan filter-filter yang secara instan bisa mengubah wajah kita menjadi lebih tirus, lebih simetris, atau lebih cerah. Ini memberi dampak besar pada pengguna, terutama anak muda yang mudah terpengaruh oleh tren dan standar visual. Filter ini mendorong persepsi bahwa kecantikan harus memenuhi kriteria tertentu---kulit mulus tanpa cela, hidung mancung, bibir penuh, dan mata besar.

Hasilnya, banyak pengguna merasa bahwa wajah asli mereka "kurang baik" atau tidak menarik tanpa filter. Kebergantungan pada filter ini, apalagi jika digunakan berulang kali, dapat membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri dan kurang menghargai keindahan alami dirinya.

Efek Algoritma dan Konten yang "Viral"
Algoritma TikTok cenderung mempromosikan konten-konten dengan tampilan estetika yang seragam. Tren ini membuat banyak pengguna merasa bahwa "cantik" berarti tampil dengan cara tertentu, seperti memiliki kulit putih, badan ramping, dan wajah yang simetris. Dengan begitu, standar kecantikan yang sangat sempit menjadi viral dan terinternalisasi dalam benak pengguna.

Hal ini berdampak pada banyak orang yang merasa tidak cukup cantik atau menarik jika tidak mengikuti tren tersebut. Akibatnya, tekanan untuk "menyesuaikan diri" dengan standar kecantikan ini meningkat, dan banyak pengguna merasa tertekan untuk mengubah penampilan mereka, baik dengan menggunakan makeup berlebihan atau bahkan mempertimbangkan prosedur kosmetik.

Dampak Psikologis dari Standar yang Tidak Realistis
Penelitian menunjukkan bahwa melihat wajah atau tubuh yang dianggap "sempurna" secara terus-menerus di media sosial dapat menyebabkan rendah diri dan gangguan citra tubuh, terutama pada remaja dan orang muda. Standar kecantikan TikTok yang tidak realistis ini dapat membuat orang merasa tidak puas dengan diri sendiri, sehingga berdampak pada kesehatan mental mereka.

Kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain yang lebih "sempurna" secara fisik, baik melalui filter maupun hasil edit, dapat memicu depresi, kecemasan, dan perasaan rendah diri. Hal ini pada akhirnya merusak kepercayaan diri seseorang untuk tampil apa adanya.

Upaya Mengembalikan Penghargaan terhadap Keindahan Alami
Di tengah meningkatnya kesadaran tentang dampak buruk standar kecantikan yang sempit, banyak pengguna dan pembuat konten yang kini berupaya untuk mendorong keindahan alami. Tagar seperti #nofilter dan #naturalbeauty digunakan untuk mengampanyekan keindahan apa adanya dan menghargai ketidaksempurnaan yang membuat setiap orang unik.

Beberapa influencer bahkan dengan sengaja membuat konten yang menampilkan wajah mereka tanpa filter atau makeup untuk menginspirasi pengguna lain agar lebih percaya diri dengan penampilan alami. Kampanye semacam ini berusaha mengingatkan bahwa kecantikan sejati tidak perlu memenuhi standar tertentu dan bahwa keindahan adalah spektrum yang lebih luas daripada yang ditunjukkan oleh filter-filter di TikTok.

Kesimpulan: Menghargai Keunikan Diri
Standar kecantikan yang diciptakan oleh TikTok memang dapat memengaruhi pandangan kita terhadap keindahan, tetapi penting bagi kita untuk tidak terjebak dalam standar yang sempit tersebut. Keindahan alami adalah sesuatu yang patut dirayakan dan dihargai karena keunikan setiap individu tidak bisa diukur dengan filter atau algoritma.

Dengan tetap menyadari bahwa setiap orang memiliki karakteristik unik yang membuat mereka menarik, kita dapat mengembalikan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap keindahan sejati. TikTok dan media sosial lainnya tidak perlu menjadi penentu kecantikan; mari gunakan platform ini sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, bukan untuk membatasi diri dalam kotak definisi kecantikan yang sempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun