Mohon tunggu...
muhammad miftahulfauzan
muhammad miftahulfauzan Mohon Tunggu... Lainnya - perkenalkan nama saya fauzan sering di panggil osan

saya seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Komunikasi Visual pada Film Dua Garis Biru

22 Juli 2021   21:00 Diperbarui: 22 Juli 2021   21:02 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film merupakan sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Hal paling penting dalam film adalah gambar dan suara; kata yang diucapkan (di tambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar), dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu yang digunakan dalam film mengisyaratkan pesan kepada penonton. Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan untuk analisis semiotika karena film dibangun dengan berbagai tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Film biasanya mempunyai makna seperti yang dikemukakan Roland Barthes, yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Biasanya penonton hanya mengetahui makna dari film secara menyeluruh, tetapi ketika film tersebut dianalisis, banyak sekali makna denotasi, konotasi, dan mitos, (Wirianto, 2016:27).

Dua Garis Biru adalah film drama remaja yang disutradarai oleh Gina S. Noer dan diproduksi oleh Starvision Plus yang dibintangi oleh Angga Aldi Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Dwi Sasono, dan lain-lain. Film ini menceritakan kisah cinta sepasang anak muda yaitu Dara dan Bima. Kisah percintaan mereka dipenuhi canda, tawa serta romansa anak sekolahan yang didukung keluarga serta teman-teman terdekat mereka. Namun, kegembiraan itu hilang seketika digantikan oleh rasa takut serta bingung ketika Dara hamil. Semua dukungan yang mereka dapatkan dari teman dan keluarga turut menghilang. Dara dan Bima kemudian dihadapkan dengan hal-hal yang tak pernah dibayangkan oleh anak berusia 17 tahun. Mereka harus mempertanggungjawabkan hal tersebut.

Berikut adalah contoh Analisis Semiotika pada film Dua Garis Biru

  • Kerang

Makna denotasi yang terlihat di dalam gambar Dara dan Bima sedang makan kerang tetapi di dalam kerang ada kerang yang segar dan ada kerang yang kurang segar. Makna konotasi pada gambar tersebut pada saat Bima terlihat suka makan kerang yang sudah tidak segar dan dara suka makan kerang yang segar. Mitos pada gambar tersebut adalah keperawanan di ibaratkan dengan kerang, tetapi Bima suka yang sudah kerang yang sudah terbuka.

  • Stoberi dan Jus Stoberi

Makna denotasi pada gambar tersebut adalah Stroberi di ibaratkan dengan janin yang berumur 3 bulan, dan telihat saat akan melakukan aborsi dara dan bima membeli jus di depan tempat aborsi. Makna konotasi adalah Dara tidak tega melihat melihat stroberi itu sedang di jus, seperti melihat anak nya hancur. Mitos pada gambar tersebut adalah Apa bila meraka melakukan pengguguran anak maka mereka akan mendapat dosa yang lebih besar.

  • Poster Alat Reproduksi

Makna denotasi pada gambar tersebut adalah Terlihat di poster tertempel di tembok UKS. Makna konotasinya seharusnya mereka tahu tentang alat reproduksi dan bahaya seks  sebelum menikah. Mitosnya Pelajaran tentang alat kelamin sudah di ajarkan di bangku sekolah.

  • Lorong yang gelap

Makna denotasi pada gambar tersebut adalah Dara sedang melihat lorong yang gelap. Makna konotasi pada gambar tersebut adalah Dara tidak memikirkan ke depan hidup tidak tentu bahagia selamanya ada lika liku kehidupan. Mitosnya adalah Di umur dia yang remaja dia tidak bisa melihat di depan masih perjalanan di depan belum tentu terang.

Esai ini mencakup tiga pembahasan yaitu makna denotasi dan makna konotasi serta mitos. Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut. Makna dalam penelitian ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pentingnya menjaga sesuatu hal sesuai dengan adatnya dan sesuai aturan tanpa melanggar aturan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun