Mohon tunggu...
Lukasyah
Lukasyah Mohon Tunggu... Freelancer - Catatan Sebelum Mati

Not Lucky Bastard

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Melampaui Waktu Mekanis, Keajaiban Imajinasi dalam Mewujudkan Visi dan Motivasi

16 Mei 2023   15:26 Diperbarui: 16 Mei 2023   15:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum memulai, tulisan ini dibuat termotivasi oleh orang yang menginginkan motivasi. Ini adalah romansa simbiosis mutualisme antara seseorang yang resah, gelisah, entah apa alasannya, dengan seseorang sedang mengembangkan diri dalam ruang aktualisasi.

Ya, tulisan ini adalah ruang aktualisasi, penulis dalam mencurahkan isi pikiran, gagasan, kritik dan apapun itu.

Oke, kita mulai.

Pada fitrahnya, orang tidak tahu tentang kehidupannya, satu tahun kedepan, satu bulan kedepan, atau bahkan satu menit kedepan. Ini adalah dunia gaib yang pasti kejadiannya, namun sulit diprediksi bentuk kejadiannya.

Dalam urusan ini, kebanyakan kita terjebak dalam waktu mekanis, yang mana hidup berjalan secara kaku dan mekanistik, dimulai dari lahir, bertumbuh remaja, dewasa, berkeluarga , hingga mati. Aktifitasnya pun terkesan membosankan, hingga kita hidup hanya menunggu waktu terasa bergerak lambat. Detik per detik, terus dilahap dengan aktifitas itu-itu saja, bangun, mandi, kerja, cari uang, makan, hingga tidur, dan bangun lagi.

Ujungnya, uring-uringan, keluh kesah, stress, hingga ekstrimnya bunuh diri kerap terjadi. Jam seperti malaikat namun juga seperti iblis, yang kadang menyelamatkan ketika petang datang, namun mengamcam ketika pagi datang. Bagi saya, itu adalah jebakan waktu mekanis yang menuntut kita untuk menjadi robot, mesin, dan tentunya hidup putus asa yang tidak asyik untuk dijalankan.

Sementara itu, terkadang beberapa orang lupa terhadap waktu jiwa, yang mana bergerak secara dinamis, bisa mundur dan maju. Bergerak mundur membawa alam pikiran mencari, memahami, dan menghayati kebenaran dan kesalahan masa lampau yang telah dikerjakan. Meratapi dosa dan mensyukuri pahala Inilah ibrah dan hikmah, yang menjadi pembimbing dan pembina yang mendewasakan, mengasah nalar hati Nurani.  

Bergerak maju membawa alam pikiran dan jiwa kedalam ruang harapan, cita-cita, dan visi. Inilah imajinasi, yang serta merta menghidupkan hidup, menumbuhkan harapan dan keyakinan dalam mencapai yang diinginkan. Bukankan segala harapan dan keyakinan berawal dari imajinasi?

Siapa sangka sebuah apel jatuh, menjadi teori gravitasi yang mahsyur dan berpengaruh sampai hari ini? Bagi saya, Isaac Newton telah berhasil menitipkan imajinasi dari tangkapan indrawi melihat sebuah apel jatuh, yang umumnya itu adalah hal biasa. Namun, atas imajinasi itu, sebuah apel yang jatuh menjadi penanda awal adanya teori yang paling berpengaruh, dan revolusioner. Bahkan, atas imajinasi ini, Isaac Newton didaulat sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia nomor dua, oleh Michael Hart. Namun, siapakah yang nomor satu? Silahkan baca bukunya.

Pada kesimpulannya, Imajinasi adalah kekuatan kreatif dalam pikiran kita yang memungkinkan kita untuk membayangkan dan menciptakan sesuatu yang belum ada. Imajinasi memberi kita kemampuan untuk melihat peluang, mengeksplorasi gagasan baru, dan memvisualisasikan masa depan yang diinginkan. Dengan imajinasi yang kuat, kita dapat melampaui batasan-batasan yang ada dan menemukan solusi yang inovatif untuk tantangan yang dihadapi.

Imajinasi dapat berperan sebagai katalisator yang kuat untuk meningkatkan motivasi kita. Ketika kita membayangkan tujuan yang ingin kita capai secara jelas dan detail, kita memberi diri kita sendiri dorongan yang lebih besar untuk bertindak. Dalam melatih imajinasi, kita dapat menggunakan teknik visualisasi, seperti membuat gambaran mental tentang keberhasilan kita di masa depan, atau membuat papan visi yang memvisualisasikan tujuan dan impian kita. Imajinasi membantu kita melihat potensi dan peluang, sehingga memberikan motivasi yang diperlukan untuk mengambil tindakan konkret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun