Mohon tunggu...
Lukasyah
Lukasyah Mohon Tunggu... Freelancer - Catatan Sebelum Mati

Not Lucky Bastard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Hari Ibu Aku Bercerita kepada Ayah

22 Desember 2022   18:48 Diperbarui: 22 Desember 2022   19:10 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa kabar ayah ? maaf aku belum mengunjungimu lagi, aku rindu ayah.

Aku menyesal dulu aku tak sering bercerita dengan mu ayah. Aku terlalu dirundung gengsi dan sangsi untuk bercerita tentang kehidupan orang dewasa. Aku terlalu egois, merasa bisa, dan akan lebih tahu dari ayah. Padahal aku yakin ayah akan lebih tahu karna aya hidup lebih awal daripada aku.

Ayah, Ibu alhamdulillah sekarang sehat. Dia belum menikah lagi, karna ingin setia sama ayah. Aku teringat sesuatu yang sangat romantis ayah. Saat ibu setia mengurus ayah ketika sakit. Ya meskipun ibu sering keluh kesah dan uring-uringan, tapi itu manusiawi ayah, maafkan ibu yah ayah. Kemudian saat ibu terus mengkecup kening saat ayah akan tertidur lelap. Aku menyakskan itu ayah, bagiku itu potret romansa yang sempurna.

Ayah adik-adikmu juga alhamdulillah sehat. Mereka tumbuh menjadi pemuda yang lebih dewasa daripada umurnya. Ari mungkin akan sangat merindukan ayah, dia yang mengurusmu ketika ayah sakit. Dia akan merasa sangat kehilangan ayah. 

Ari sekarang sudah lulus kuliah, dan sudah belajar bekerja ayah. Ari sering membantu dan menjaga ibu setiap harinya, meskipun ari sering marah-marah dan uring-uringan ayah. Hal yang masih belum bisa dia rubah dari dulu. semoga Ari bisa terus memperbaiki kedewasaannya. 

Ayah, Ido menjadi remaja yang berpikir dewasa, dia rajin solat dan berdakwah. Ido selalu ingin menjadi anak soleh yang bisa memerikan syafa'at kepada ayah. Makanya dia menjaga solat dan selalu berdakwah kepada teman-temanya, biar jadi anak soleh yang bisa menyelamatkan ayah, katanya.

Ayah, aku sekarang masih tinggal di bandung dan Ibu, Ari dan Ido tetap di Sukabumi. Sekarang aku pulang ke Sukabumi tidak menentu ayah. Ada banyak tugas mulia yang harus aku kerjakan, aku juga ingin menjadi anak soleh ayah. Aku belum menikah tapi aku ingin segera menikah ayah. Aku takut terus berbuat maksiat sehingga menjadi dosa untuk aku ayah. Ibu juga ingin aku segera menikah, setiap aku pulang aku selalu ditanya tentang menikah. Katanya ibu pengen segera punya cucu.

Ayah, terima kasih telah mendidik aku menjadi pria yang dewasa, bijaksana, dan bermental baja. Ayah, aku tidak takut kehidupan. Ayah, insyaAllah Aku, Ibu, Ari dan Ido baik-baik saja.

Salam rindu untukmu, ayah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun