Memori bergerak menggiring imajinasi menuju alam yang pernah dilalui. Mengendus perasaan dengan ragam warna, ada yang berbahagia dengan sederhana, ada juga yang didera uraian air mata.Â
Memori bergerak membimbing pada rangkaian kisah, dalam jarak ku berlari pada permohonan untuk mengusir cicak yang mengganggu keheningan tidurmu, dalam hujan ku membasahi dengan harap kamu mengerti bahwa itu adalah pembuktian diri, dalam kemiskinan ku relakan untuk tertawa dan ditertawakan walau batinku meronta untuk mempertahankan harga diri, dan dalam sadar ku menghayati terhadap dosa yang selalu menghantui, dan saat ini, dalam ikhlas ku doakan agar kamu mampu membimbing diri pada ilahi.Â
Pada pertemuan itu, memori bergerak membuatku kikuk dan tak percaya diri, teringat akan sebuah kisah masa lalu, yang mungkin kamu benci dan aku tak harap kembali.Â