Muhammad Yusuf Hamka
Mahasiswa FISIP UHAMKA / 2006015336
Dewasa kini muslim sedang krisis moralitas dalam berkomunikasi, khususnya di Indonesia. Banyak sekali muslim -- muslimah dari usia anak -- anak sampai dewasa dalam komunikasi verbalnya yang menggunakan kata -- kata kasar dalam kesehariannya. Di setiap obrolan mereka dengan teman, atau bahkan orang tua, mereka menggunakan kata -- kata keras dan kasar, Â ini tentu tidak mengadopsi nilai -- nilai islam yang mereka yakini dalam kehidupannya.
Hal ini tentu ada faktor penyebab, yang salah satunya adalah orang tuanya sendiri. Banyak di antara mereka tidak mencontohkan berkata yang  baik pada anaknya, kadang mereka marah dengan mengeluarkan kata -- kata kasar di hadapan anaknya , sehingga hal ini membuat mereka meniru kata -- kata tersebut. Bukan hanya orang tua yang mencontohkan demikan, mirisnya banyak sebagain ustadz atau ulama pun menggunakan kata -- kata kasar dalam pidato atau ceramahnya, hal ini pun dapat menambah kelaziman untuk berkata -- kata kasar.
Walau ada faktor lain yang menjadi penyebab dari lazimnya kata -- kata kasar diungkapkan, tetapi orang tua dan tokoh seperti ustadz atau ulama adalah faktor  terbesar dari kasus ini, sebab mereka adalah tokoh yang dianggap baik untuk ditiru dan diikuti.
Allah menurunkan agama islam sudah di level sempurna, yang mana dari mulai masalah ritual ibadah, hukum, dan bahkan  akhlak muslim pun sudah dituangkan secara jelas di Al -- Qur'an dan dari kehidupan utusanNya (Rasulullah), khusus dalam hal berkomunikasi dengan baik pun sudah ada perintah tentang itu.
Allah berfirman dalam surat An -- Nissa ayat 5 yang berbunyi
"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma'rufa --kata-kata yang baik."
Allah menyuruh kita berkata dengan Qoulan Ma'rufa, Qaulan Ma'rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma'rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).
Sudah sepantasnya kita sebagai muslim menggunakan kata -- kata yang baik (Qoulan Ma'rufa) di kehidupan kita, yang bermanfaat dan menghasilkan kebaikan dalam kata -- kata itu.
Kemudian kata -- kata yang kita sematkan juga harus lemah lembut (Qaulan Layina) dan tidak keras walau kita lagi dalam kondisi marah, ini yang menjadi kelemahan manusia, karena mengikuti hati yang memanas kemudian diterapkan dalam bentuk verbalnya juga dengan bentuk kata bernada keras