Malam itu gelap dan berangin, dan Sarah meringkuk di bawah selimut di sofa, berusaha mengabaikan deru angin dan hujan di luar. Dia merasa kasihan pada dirinya sendiri, karena dia terserang flu dan terjebak di rumah sementara teman-temannya sedang bersenang-senang.
Tepat ketika dia akan tertidur, ada ketukan di pintu. Sarah mengerang dan bangkit, bertanya-tanya siapa yang mungkin keluar dalam cuaca seperti ini.
Ketika dia membuka pintu, dia terkejut melihat tetangganya, Mrs. Jenkins, berdiri di sana dengan payung dan senyum ramah. "Aku melihat lampumu menyala dan kupikir kau mungkin ingin ditemani," katanya.
Sarah tersentuh oleh gerakan itu dan mengundang Mrs. Jenkins masuk. Mereka duduk dan mengobrol berjam-jam, minum teh dan berbagi cerita. Sarah mendapati dirinya merasa jauh lebih baik dan menyadari bahwa terkadang obat terbaik adalah teman yang baik dan hati yang hangat.
Saat badai mengamuk di luar, Sarah bersyukur memiliki seseorang untuk menghabiskan waktu bersama dan merasakan hubungan dan komunitas yang dia rindukan. Ketika Mrs. Jenkins pergi, Sarah pergi tidur dengan senyum di wajahnya, merasa bersyukur atas tamu tak terduga yang telah mencerahkan malamnya yang suram.
Setelah ibunya sampai di rumah, Sarah terbangun dari tidurnya dalam keadaan bahagia, lalu ia cerita kepada ibunya tersebut, dia memberitau bahwa Mrs. jenkins menemaninya saat ibu pergi keluar tadi untuk membelikan Sarah obat di rumah sakit. Lalu sang ibu memegang bahu sarah sambil tersenyum, lalu dia bertanya kepada Sarah "apakah 4 tahun ini Mrs. Jenkins selalu menemani mu?" lalu dengan muka ceria Sarah mengangguk.
Setelah itu ibu menyuruh Sarah untuk meminum obat yang telah ibu beli dari rumah sakit. Namun Sarah terheran kenapa jumlah obat yang dia minum lebih banyak dari biasanya, lalu ibu menjawab "Dua obat ini adalah obat untuk flu kamu nak, lalu satu obat ini adalah obat yang selalu kamu minum." Lalu Sarah kembali bertanya, "kenapa setiap kali aku meminum obat itu aku tidak pernah bertemu Mrs. jenkins ya bu?" lalu ibu menjawab "itulah fungsi dari obat ini nak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H