Mohon tunggu...
Muhammad Jalaludin
Muhammad Jalaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Video Maker , Mahasiswa , Editor

hallo nama saya muhammad jalaludin saya lahir di tegal dan saya adalah mahasiswa yang sedang belajar menekuni bidang jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN MIT DR Angkatan XI UIN Walisongo Menyelenggarakan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Plastik menjadi ECOBRICK

17 Februari 2021   19:52 Diperbarui: 17 Februari 2021   20:06 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendal (03/02/2021), Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) Dari Rumah (DR) angkatan ke XI UIN Walisongo Semarang Tahun 2021, Kelompok 52. KKN Kali ini berbeda dengan KKN tahun sebelumnya dikarenakan sedang pandemi Covid-19, maka dari itu dilaksanakan di rumah masing-masing, sekaligus mematuhi aturan dari pemerintah. KKN MIT DR angkatan ke XI dilaksanakan mulai tanggal 05 Januari -18Februari 2021 lebih tepatnya 45 hari. Salah satu program kerja kelompok yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MIT DR Ke-XI UIN Walisongo Semarang Kelompok 52 adalah Sosislisasi sekaligus praktik membuat Ecobrick Menggunakan sampah plastik yang sudah tidak digunakan lagi.

Ide program kerja ini merupakan salah satu dari program kerja devisi Lingkungan yang didukung langsung oleh DPL KKN kelompok 52 Ibu Masrohatun, M.Si. Pelatihan pemberdayakan limbah sampah plastik menjadi Ecobrick diikuti oleh mahasiswa KKN kelompok 52, warga desa Tambahsari dan dihadiri oleh kak Eko Gustini dan ibu DPL KKN Kelompok 52 Ibu Masrohatun, M.Si

Dalam sehari, sampah yang berasal dari rumah tangga mengalami peningkatan setiap harinya. Penambahan jumlah sampah tersebut di dominasi oleh jenis sampah plastik yang diakibatkan oleh penambahan aktivitas masyarakat di rumah.

Permasalahan mengenai sampah plastik tidak pernah ada habisnya. Sampah plastik merupakan sumber utama penumpukan sampah di Indonesia, terlebih plastik adalah sampah yang sulit diuraikan dalam kurun waktu 1000 tahun. Penambahan jumlah sampah ini tentu saja sangat berdampak besar bagi kehidupan kita terutama daerah laut, dimana seluruh sampah yang berasal di darat dapat terbawa oleh air hujan menuju sungai dan berakhir di laut sehingga menganggu ekosistem laut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan pengaplikasian program untuk mengolah sampah, dimana program yang paling sederhana adalah program Reuse (Pemanfaatan Kembali sampah). Salah satu solusi termudah dalam melaksanakan program Reuse ini adalah dengan membuat ECOBRICK menggunakan botol bekas air mineral dan sampah plastik.

Apa itu Ecobrick? Bapak Eko Gusti menjelaskan bahwa Ecobrick adalah botol plastik yang diisi oleh sampah plastik dan dipadatkan sehingga menjadi keras menggunakan stik/tongkat. Ecobrick dapat digunakan menjadi material bangunan, mengingat karakteristiknya yang keras dan tahan air. Selain itu, ecobrick juga dapat dijadikan beberapa alat-alat rumah tangga seperti meja, ataupun kursi. Ecobrick mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Ecobrick adalah cara lain untuk utilisasi sampah-sampah tersebut selain mengirimnya ke landfill (pembuangan akhir). Dengan ecobrick kita memiliki kesempatan untuk mengubah pengorbanan komunitas dan ekosistem dalam mencerna plastik. Kita dapat mengubah plastik menjadi bermanfaat bagi masyarakat dan ekosistem setempat.

Proses Pembuatan Ecobrick yaitu:

  • Botol harus dalam keadaan bersih dan kering
  • Sampah plastik pun harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindari bakteri tumbuh di dalam botol ecobrick
  • Putar dan tekan-tekan tongkat dan pastikan bahwa isinya padat dan merata di seluruh botol. Ini membantu memastikan bahwa botol tidak memiliki rongga dan memiliki sifat padat yang mirip dengan balok beton.

Sedangkan untuk menguji  kepadatan, kita bisa menekan botol dari luar. Ecobrick yang baik adalah saat botol tidak akan kempes dan tidak mengeluarkan bunyi ketika ditekan. "Sangat penting juga untuk memastikan kualitas ecobrick. Yaitu dengan Timbang ecobrick Anda. Tolak ecobrick yang buruk atau tidak sesuai standar, 0.33g/ml adalah kepadatan minimum ecobrick yang bagus, 0.7 g/ml maksimum". Ujar Pak Gusti.

Penulis: Muhammad Jalaludin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun