Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup "Sabar" Ketika Musibah

26 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 26 Januari 2021   14:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sabar atau kesabaran sebuah istilah yang muncul ketika seseorang ketika dalam kndisi yang tidak baik/buruk. Ketika musibah datang melanda, Dalam persepsi manusia sendiri muncul bermacam-macam pemikiran. memaknai musibah bagi setiap orang tidaklah sama.  

Kita tidak berbicara soal hikmah. Sebab setiap ujian dan cobaan sudah pasti ada hikmahnya. Tidak mungkin semua yang tercipta hanya sia-sia, seolah-olah Allah tidak memiliki rencana dibalik semuanya.  Tentu saja ini mustahil bagi Allah.

Tetapi lebih kepada bagaimana menyikapi musibah dengan "kesabaran", sesuatu yang di yakini datang dari Allah dan kembali kepadanya.  Sebab semuanya berasal dari yang maha kuasa dan pasti akan kembali kepadanya.

Jika dilihat, musibah terjadi tidak mengenal siapa dan kapan terjadi. Bisa saja kepada pejabat, kepada ulama, kepada artis, mau  kaya atau miskin. Bisa juga datang hari ini, besok pagi atau tidak datang sama sekali. 

Maka tidak alsan bagi seseorang yang menolak musibah. Tidak ada  alasan marah dengan adanya musibah. Siapa yang harus kita marahi? Jika memang ada kenapa harus dimarahi? Jika semua darinya dan akan diperlakukan sekehendaknya.

Tidak ada manusia yang tidak mendapat musibah. Hal ini benar adanya. Manusia memiliki permasalahannya yang berebeda, dan kadar musibah yang bermacam. Ukuran musibah hanya bisa dirasakan bagi setiap orang. 

Kecil atau besarnya musibah jika disikapi dengan sabar maka tentu saja hasilnya dengan rasa yang sama. Sama-sama yakin bahwa itu datangnya dari Allah SWT, yang setiap manusia akan mendapatkan nya. 

Rasa  menerima bukan melawan. Jika semua diterima maka akan ada  balasan dari yang memberi. Balasannya bukan materi seperti yang ada didunia sekarang. Tidak tampak. 

Melawan, kesal, emosi sebagai sikap manusiawi dalam hidup. Tetapi bagaimana melawan dengan musibah? Kesal dengan musibah?  Mustahil kita menjadikan Allah sebagai lawan dalam hidup. Lawan kita cuma Iblis laknatullah. Mereka sengaja diciptakan untuk menggoda manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun