Final piala dunia semalam  antara  Perancis dengan Kroasia  mengingat sebuah kejadian yang menyita pertanyaan.  apakah itu sebuah kesalahan atau hanya sebuah kejadian yang tidak direncanakan, pertama yang dilakukan oleh pemain dari asal Kroasia dengan sundulan maut yang membobolkan gawangnya sendiri, bisa saja yang terjadi dari pemain kroasia memang tidak direncanakan dari awal dan terjadi dengan begitu saja.
Kemudian saat tendangan dari pojok gawang yang disambar langsung dengan tangan kirinya, dua hal ini kemungkinan besar bukan ada unsur kesengajaan yang akhirnya menjadi sebuah kesalahan. Kemudian lain lagi dengan yang dilakukan oleh seorang kiper Perancis saat membawa bola dengan satu lawan satu, tidak disangka-sangka peristiwa naaspun terjadi kepada pemain perancis.
Hal-hal semacam ini menjadi muncul dalam persepsi manusia, terkadang menempatkan kesalahan yang dibuat adalah hal yang positip tetapi tidak juga sedikit mereka yang berpandangan negatif, akhirnya kesalahan itu menjadi momok yang menakutkan, seolah-olah hal yang tabu dilakukan dalam hidup. Padahal manusia itu memiliki perspektif berbeda, alangkah baiknya itu dipelihara dengan baik, dengan catatan perspektif yang memiliki nilai manfaat.
Mereka yang melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, kerap kali mendapatkan peringatan, komentar bahkan lebih parahnya lagi mendapat cacian dan hinaan. Padahal mereka sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik, dan mereka-mereka ini memang dipekerjakan sebagai bahan  dari segala omongan, sebetulnya mereka memang sudah berniat untuk melakukan yang maksimal, alias mereka tidak sengaja.
Memang kesalahan diartikan tidak sesuai porsinya, menurut saya kesalahan yang bisa dikatakan "salah"  jika suatu pekerjaan yang tidak dirancang dari awal dengan baik, tidak memiliki planing awal, lantas ketika semuanya berjalan dan tiba-tiba tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka hal itu sah-sah saja dikatakan "salah". Lain halnya  jika suatu pekerjaan yang di rancang dari awal dengan sebaik-baiknya tetapi apa yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan maka itu sebuah takdir yang tidak dapat dihindari.
Di sini manusia memiliki tahapan proses penyempurnaan, sebab orang bijak sering berkata; kesempurnaan tidak akan datang dengan menyelesaikan dari kekurangan tersebut, dia akan sempurna  jika diterima dengan apa adanya. Mungkin ada benarnya juga dari pernyataan ini sebab kesalahan itu tidak bisa ditutup dengan kesempurnaan yang memukau.
Kesalahan dalam hal apapun perlu juga dikaji, mana yang dikatakan sebuah kesalahan, apakah itu tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, atau melakukan sesuatu yang tidak ada pengetahuan dibidangnya, ataukah cukup memahami seperti yang mana dijelaskan diatas, sehingga antara "salah" dan "takdir" memang dua sejoli yang berjalan dengan arah yang sama, lantas bagaimana keduanya  bertemu di tujuan tersebut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H