Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kwalitatif. Lokasi penelitian adalah di Desa Kutoharjo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, dengan sasaran asal-usul bentuk penyajian dan perkembangan Seni Pertunjukan Marching Bleck "AKRAB". Pengumpulan data melalui, observasi, interview, dianalisis secara sistematis yang pada akhirnya ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seni Pertunjukan Marching Bleck "AKRAB" merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi /budaya daerah yang dilatarbelakangi oleh tradisi keagamaan yaitu tradisi "thong-thong klek" di bulan Romadhon, kemudian berakulturasi dengan budaya luar, maka terbentuklah sebuah kesenian yang menggunakan alat-alat musik dari kaleng (blek; Jawa) yang digunakan untuk mengiringi langkah-langkah perjalanan (karnaval, dan sebagainya) dan akhirnya dinamakan dengan seni pertunjukan Marching Bleck "AKRAB", sejak tahun 1986, tetapi resmi menjadi anggota PDBI pada tahun 1993. bentuk penyajian Marching Bleck ini diawali dengan aba-aba dari paramananda /paramanandi, dilanjutkan permainan alat-alat musik perkusi (ritmis) dan alat-alat musik bertangga nada (melodis). Jumlah personil sebanyak 40 hingga 60 orang. Ada 9 jenis alat musik yang tiap jenis jumlahnya berbedabeda. Materi lagu yang dibawakan antara lain lagu-lagu Pop Indonesia, Barat, Daerah, Mandarin, Qosidah, Dangdut bahkan lagu anak-anak. Perbendaharaan lagu yang dimiliki sebanyak 50. Busana dan aksesoris yang digunakan adalah busana yang unik dan lucu. Proses latihan dilaksanakan menjelang pelaksanaan event yang akan diikuti. Perkembangan organisasi "AKRAB" (Aktivitas Remaja Sabranglor Barat) telah mengalami pergantian kepengurusan sebanyak 3 kali kepengurusan selam 5 periode yaitu sejak tahun 1989 sampai tahun 2013 nanti. Berbagai penghargaan telah diraih dan berbagai event telah diikuti baik tingkat lokal, daerah maupun tingkat nasional
Hasil
      Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat  musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas.
Marching Blek Merupakan seni pertunjukan yang menyuguhkan permainan alat-alat musik yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas, gallon air dan dipadukan dengan alat musik modern seperti pianika, balyra, dan lain-lain.barang bekas yang digunakan dalam marching blek itu seperti, kaleng, tong plastik bekas, dan drum kaleng bekas.
PembahasanÂ
         1. Asal Usul Marching Blek
Menurut cerita Ketua Grup Marching Bleck, Enny Fajriati Dwitriana, S.Ag. Di dampingi pembina Eko Pujianto, S. Pd, menyatakan, sebelum grup tersebut terbentuk, semula di daerahnya bila sedang bulan puasa pada waktu dini hari, anak-anak muda selalu berkeliling kampung dengan menabuh kentongan dari bambu yang disebut dengan "thong-thong klek". Kegiatan itu dengan tujuan membangunkan orang-orang yang sedang tidur untuk segera bangun dan bersantap sahur.
Bila memilik sejarahnya, konon drumblek pertama kali dimainkan oleh warga desa kampung Pancuran di Jalan Jenderal Sudirman pada tahun 1986. Pada saat itu kampung Pancuran diminta untuk berparitipasi dalam Karnaval HUT RI. Namun karena keterbatasan dana, mereka menginisiasinya dengan memainkan drumblek dari alat-alat bekas, misalnya bambu, seng, drum, jerigen. Kehadiran jerigen kecil untuk menghasilkan suara alto, serta ember besar untuk suara bass.
        2. Jumlah Formasi Pemain