Mohon tunggu...
Muhammad Syahrul Adhim
Muhammad Syahrul Adhim Mohon Tunggu... Penulis - Membaca Hari Ini, Memimpin Hari Esok

Bersyukur Jika Mereka Masih Bisa Menemukanku IG: syahrul.inc

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mentalitas Khusus dan Kritik Jose Mourinho atas Kalahnya Tim Eropa di Babak Awal Piala Dunia 2022

25 November 2022   00:38 Diperbarui: 25 November 2022   00:44 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari canva.com

Manajer Roma Jose Mourinho mengatakan kejutan sensasional bukan hanya diraih Tim Arab saudi yang telah menumbangkan Argentina, akan tetapi timnas Jepang juga akhirnya menumbangkan Jerman dengan skor 2-1 danhal tersebut bisa dikatakan "bukan kejutan gila".

Meskipun mengakui itu adalah 'pencapaian besar' bagi bangsa Asia, mantan bos Chelsea, Manchester United dan Spurs itu menegaskan Jepang tidak boleh diremehkan karena mereka tahu cara bermain lebih baik sebagai kolektif.

Mengkritik pemain Eropa karena terlalu fokus pada pencapaian individu, Mourinho mengatakan bahwa pemain Asia memiliki semangat superior.

Pelatih asal Portugal itu mengatakan:

"Tentu saja ini pencapaian yang luar biasa, tapi jujur saja, ini bukan kejutan besar.

"Jepang adalah tim yang bagus dan memiliki pemain bagus, mengumpulkan pengalaman bagus di turnamen ini. Mayoritas pemain
berkembang di Eropa, di mana mereka tumbuh jauh lebih cepat dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa itu level tinggi.

"Dan saya pikir mentalitas para pemain dan tim juga bisa membuat perbedaan. Saya pikir saat ini sepak bola Eropa fokus pada individu, pada ego.

Mourinho kemudian secara tidak langsung berbicara tentang superstar Korea Selatan dan Tottenham Son Heung-min, yang ia latih saat berada di London utara. Sang manajer mengklaim bahwa mentalitas khusus Son telah membuatnya menjadi 'pemain Asia terbaik' di dunia.

Dia melanjutkan:

"Dan ketika saya melihat profil Anda sebagai warga negara, profil Anda sebagai sebuah negara, saya tidak pernah melatih pemain Jepang tetapi saya telah melatih pemain Eropa. Asia - dalam kasus saya, saya beruntung telah melatih pemain Asia terbaik - dan mentalitasnya benar-benar istimewa. "Tim adalah hal yang paling penting dan mereka bermain untuk tim. Mereka tidak bermain untuk diri mereka sendiri.

Tim asuhan Hansi Flick memimpin dari titik penalti berkat serangan Ilkay Gundogan di babak pertama sebelum Jepang melakukan comeback spektakuler di babak kedua berkat gol dari Ritsu Doan dan Takuma Asano.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun