Terik matahari bercampur debu jalanmenghapiri sebagian lengan dengan beberapa garukan di bagian kepala sebelah kanan..Mata terpejam mulut terdiam, merasakan kehidupan secara bergulir..
Kini angan sedang memblokade fikiran
Berebut hak milik antara harga atau diri
antara sesama atau diri sendiri
antara disengsara  atau bahagia
Seolah angan itu mengantuk
dan membawanya hingga terlelap beserta guling dan bantal yang ia pegang dari angan
Ohh ini namanya angan
Ohh kenyataan..
Ternyata masih menjadi peraturan dan timbul sebuah kefanaan..
Kali ini dalang di baliknya adalah sekumpulan mimpi di satu waktu yang sama beserta sebagian kursi dan beberapa meja di ruang hampa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H