Dalam kasus diatas, alasan sahabat saya yang awalnya dikenal baik, cerdas, santun oleh teman-teman nya karena yang dilihat oleh teman-teman adalah sahabat saya ketika menampilkan citra terbaiknya, ketika dia berada di depan panggung kehidupan (Frontstage). Dan ini maklum terjadi. Karena ketika didepan khalayak umum, sahabat saya akan menampilkan sisi terbaiknya untuk memenuhi ekspektasi teman-teman nya.
Seiring berjalannya waktu, interaksi teman-teman dengan sahabat saya yang awalnya dari frontstage mulai mengalami transisi menuju backstage. Kehidupan-kehidupan personal sahabat saya yang suka main Ps, warnet, pacaran mulai terkuak dan diketahui khalayak umum. Sehingga dari sini, banyak yang kecewa dengan sahabat saya. Sosok yang awalnya dicitrakan baik, ternyata nakal, tidak taat peraturan
Nah, dari sini. Goffman sebenarnya ingin menyampaikan suatu pesan agar kita tidak gampang kecewa saat berinteraksi secara komunal dengan orang lain. Goffman ingin menegaskan, bahwa setiap orang pasti mempunyai 2 panggung yang berbeda. Kita sendiri yang kurang memahami dan jeli. Mana kondisi dimana orang berada di sisi frontstage nya, kapan orang berada di sisi backstage nya.
Dalam kasus diatas, saya yang sebagai sahabat karib nya tentu sudah tahu sisi kehidupan nya dari mulai saat ia berada di frontstage maupun backstage. Dari mulai dia saat menampilkan sisi terbaiknya, maupun saat menampilkan sisi natural nya. Sehingga saya tidak kaget saat semua kasus nya terungkap, dan jadi cibiran banyak orang. Menurut saya, mereka kecewa karena belum tahu sisi personal dari sahabat saya, sehingga merasa dikhianati oleh ekspektasi nya sendiri.
Dalam kehidupan lain, bayangkan betapa banyak pasangan suami istri yang memutuskan untuk berpisah karena melihat banyak kekurangan yang dimiliki pasangannya.
Kenapa ini bisa terjadi?. Karena pada saat mereka masih menjalani perkenalan. Interaksi mereka hanya berputar pada sisi frontstage saja. Sisi dimana mereka menampilkan citra terbaiknya. Tentunya hal ini untuk memenuhi ekspektasi masing-masing dari pasangan.
Bayangkan jika mereka sejak awal sudah menyadari. Bahwa setiap orang mempunyai sisi frontstage dan backstage nya sendiri. Maka kedua pasangan ini akan semakin jeli dan waspada terhadap citra yang ditampilkan masing-masing dari mereka.
Kita sering kali kecewa dengan orang lain. Karena kita buru-buru melabel kan ekspektasi yang begitu tinggi. Bahwa si ini baik, si ini sempurna, santun dan lain-lain. Padahal kita belum mamahami lebih dalam kehidupan seseorang sampai pada sisi personal nya.
Dengan kita menyadari, bahwa semua orang memiliki 2 panggung yang berbeda dalam kehidupannya. Kita tidak akan gampang kecewa ketika dikhianati oleh ekspektasi kita sendiri terhadap orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H