Bila kamu punya kesempatan. Jalan-jalanlah ke Georgetown Penang, Malaysia. Di sana, rumah tua dijadikan penginapan dengan etalase dan isi dalam rumah yang masih mirip seperti aslinya. Hal berbeda akan kamu dapatkan bila jalan-jalan ke Indonesia, bangun tua punya nasib yang agak miris, dirobohkan dan digantikan dengan bangunan baru.Â
Coba tengok bagaimana nasib rumah tua di Bandung. Atau nasib rumah tua di Bali.Kita suka menganggap bahwa rumah tua seperti halnya rumah kumuh.Â
Padahal bila direnovasi dan diinventarisir dengan baik, tentu rumah-rumah tua tersebut akan jadi objek wisata yang mengundang pendapatan. Dan karena kita bukan termasuk menganggap bahwa tua itu antik, sehingga kita suka mengabaikan hal tersebut.Â
Gambaran yang agak berbeda bisa kita dapatkan pada beberapa negara dengan menonjolkan rumah-rumah tua yang tetap dijaga keasliannya, hingga kita yang memasuki tempat tersebut dibuat tersadar akan sebuah masa di masa lalu, yang entah menyusup tiba-tiba.
Kita tak cukup cerdik untuk merawat. Bahkan bangunan dan kenangan. Dan rasanya pula, kita hanya mempu untuk merobohkan dan membuat yang baru, yang entah pula dikemudian hari akan rusak, terbengkalai dan dirobohkan lagi.
Sebuah rumah di Georgetown Penang, Malaysia, sudah barang tentu merupakan sebuah rumah yang dialihfungsikan sebagai penginapan.Â
Namun jauh daripada itu, Malaysia sedang mencoba menawarkan kenangan. Atau lebih tepatnya sensasi kenangan masa lalu pada pengunjung yang datang. Apakah kamu ingin mencobanya? -
#KompaisanaMuhammadAli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H