Bagi manusia menikah adalah sebuah proses hidup baru, dari seorang yang hidup sendiri, mandiri dan kini hidup berdua dengan pasangan. Hal tersebut jauh berbeda dengan dunia hewan. Beberapa hewan bahkan untuk menentukan menikah itu sama seperti menyodorkan diri pada kematian.
Dua hewan yang bisa merujuk dari kejadian menikah dan kematian adalah Belalang sembah dan Gurita. Dua binatang ini adalah pengecualian dari alam semesta. Bagi mereka, menikah adalah persembahan hidup kepada yang lain. Belalang misalnya, saat menikah, artinya belalang jantan bersedia untuk kepalanya dimakan oleh si betina sebagai bagian asupan protein. Setiap kali belalang hendak menikah, kepala belalang jantan akan dipatahkan lalu dimamah dengan begitu lahap oleh si betina. Setali dua uang dengan belalang, gurita pun demikian. Setelah pernikahan berlangsung, si jantan akan mati. Artinya bahwa dalam dunia ini, pernikahan tak melulu soal bagaimana menyukai, dicintai dan bahagia, melainkan pula soal fase tentang memberi yang terbaik.
Manusia tentu tidak memiliki ritual kematian saat menikah. Namun, manusia memiliki ritual yang sama dengan mereka, yakni memberi persembahan yang terbaik dari hidupnya. Tak heran bila seseorang yang sudah menikah dan memiliki anak, akan berubah cara pandangnya tentang hidup. Dan mulai hidup agak lurus kedepan. Kecuali, orang tersebut terlalu jancok hingga masih ugal-ugalan dalam hidupnya.Â
Menyimak apa yang terjadi dalam hidup belalang dan gurita, nampaknya perkara hidup tak jauh dari kematian. Well, wanna about your feeling? Semoga kita tak lantas menganggap bahwa pernikahan adalah mimpi buruk. Dalam dunia hewan semacam belalang sembah dan Gurita, resep panjang umur boleh jadi adalah menjomblo.Â
Sudahkah kamu memberi yang terbaik hari ini, Tuan? -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H