Padahal, jika Anda benar-benar hebat, Anda tidak perlu melakukan apa pun untuk membuat "musuh-musuh" Anda merasa segan terhadap Anda. Semakin keras usaha Anda supaya dikagumi mereka, semakin jelas konfirmasi Anda bahwa Anda tidak dikagumi.
Kebanggaan tidak didapatkan dari kesenangan memiliki sesuatu; perbandinganlah yang membuat kita bangga: kegembiraan berada di atas yang lain. Begitu elemen kompetisi lenyap, rasa kebanggaan pun hilang.
Saya pikir panggung dunia memang tempat yang punya potensi untuk dijadikan arena berkompetisi seperti serigala yang saling memakan antar-kawanannya.
Tetapi tidaklah etis jika kita menggunakan pisau untuk membunuh orang, sedangkan ia sangat bermanfaat untuk membantu kita dalam memasak.
Dunia punya potensi untuk menjadi panggung kompetisi dalam selimut kedamaian, tapi toh kita tidak "meng-upload" itu karena beberapa pihak punya kekuasaan yang lebih besar dari yang lain sehingga acapkali suara mayoritas hanyalah badai kesenyapan yang mengolok-olok padang Sahara.
Barangkali itu terlalu "melangit", tapi intinya adalah, kita perlu membiarkan orang lain untuk menikmati rasa bangganya dan kita mendengarkan mereka untuk memahami, bukan untuk beradu pencapaian terhadapnya.
Kita tidak perlu tampil sempurna di hadapan dunia karena toh apa pun yang kita lihat hanyalah "topeng" dari kesejatian yang selalu menyembunyikan dirinya dari kita. Tugas kita adalah melihat kesejatian itu dengan melampaui fenomena fisik.
Barangkali kita sering lupa bahwa selain mata visual, kita juga memiliki mata hati yang bisa melihat sesuatu yang tidak tampak di mata visual.
Ingatlah bahwa ketika Anda berusaha menunjukkan diri Anda yang tanpa celah pada dunia, tidak setitik cahaya pun yang akan mampu menerangi kedalaman diri Anda yang amat gelap.
Saya selalu yakin bahwa tidak apa-apa untuk membiarkan celah-celah tertentu diketahui orang lain sehingga mereka sedemikian mengerti bahwa saya pun sama "cacatnya" seperti mereka, dan saya ingin mengerti tentang bagaimana memperbaiki itu setelah semua cahaya terperangkap dalam diri saya.
Atau dengan metafora yang lain, cahaya itulah yang dengan sendirinya memperbaiki saya seiring waktu. Keangkuhan akan membuat saya tetap berlari meskipun cinta telah mengkhianati saya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!