Ayolah, saya sering ke SUPERMARKET menggunakan SARUNG dan KAOS POLOS, tapi tidak pernah tuh diwartakan sebagai contoh (sempurna) dari gaya hidup sederhana! Ah, iya, saya sedang hidup di dunia yang penghuninya suka memilih-milih.
Tapi, coba renungkan antara dua kemungkinan tersebut. Dan sesungguhnya, tidak ada salah satu pun dari keduanya yang nihil keburukan.
Memakai "topeng" setiap hari
Oh Anda punya ketenaran? Baiklah, saran saya, pakailah topeng Anda setiap kali Anda muncul di hadapan publik. Anda mesti menjaga rasa malu! Paparazi ada di mana-mana! Sekali saja Anda terciduk sedang mengupil ... tamatlah ketenaran Anda!
Senantiasa menjadi bahan gosip
Setiap orang punya pembenci (haters), tetapi jumlahnya tidak akan sebanyak orang-orang terkenal. Mereka menjadi sasaran empuk untuk digosipkan ibu-ibu komplek di depan gerobak sayur.
Mukadimahnya begitu khas, "Eh, bukannya saya mau bergosip ya ..." Begitulah, hingga meletuslah peristiwa yang saya sebut "tragedi gerobak sayur".
Tetapi bagian terburuknya adalah, kebaikan sebesar apa pun yang Anda lakukan akan selalu terlihat buruk di mata para pembenci.Â
Mereka seperti menggunakan kacamata merah, sehingga apa pun yang mereka lihat dari Anda hanyalah warna merah seperti api yang menyala-nyala di neraka.
Segala sesuatu yang Anda perbuat akan senantiasa dinilai keliru oleh mereka yang membenci Anda. Jadi sebelum memutuskan untuk mengejar ketenaran, cermati risiko ini dengan matang.Â
Jika Anda punya mental seperti kayu, Anda akan mudah patah oleh penilaian mereka.
Maraton yang tiada berujung
Menjadi terkenal itu seperti sedang berlomba maraton. Mengapa? Sebab Anda turut masuk ke dalam persaingan dunia ketenaran yang bengis.Â
Katakanlah Anda terjun ke dunia selebriti. Mau tidak mau, Anda mesti bersaing dengan selebriti lain agar ketenaran Anda tetap bertahan. (Mungkin inilah mengapa akhir-akhir ini banyak perselisihan di kalangan sesama selebriti).