Dalam kehidupan yang sering random ini, kita sering menemukan diri kita dalam situasi yang mengalahkan harapan kita sendiri.
Dulu saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya harus banyak bersosialisasi. Dan setelah waktu berhari-hari dihabiskan dengan orang lain, saya berharap bisa berada di rumah sendirian.
Barangkali Anda sedang berusaha untuk menemukan pujaan hati. Kemudian saat Anda mendapatkannya, Anda merasa lebih baik menjadi jomlo.
Begitulah hidup. Kita sering diberi angan-angan untuk menang, kenyataannya malah nasib malang.
Manusia payah. Kita tidak mungkin memenangkan hidup. Kita memiliki begitu banyak kebutuhan dan keinginan yang saling bertentangan. Dan karenanya, kita bergerak dalam ketidakpuasan.
Kita semua mengalami ini. Bisakah kita menang? Atau apakah kita ditakdirkan untuk selalu merasa tidak puas? Mungkinkah kita merasa puas dengan hidup kita?
Ya, kita bisa merasa puas. Tapi tentu tidak sederhana. Satu jalan yang efektif untuk bisa merasa puas adalah memahami berbagai paradoks dalam kehidupan.
Paradoks adalah dua hal yang berbeda, tetapi benar dalam keutuhannya. Ia menolak untuk membagi dunia ke dalam kelompok-kelompok.
Paradoks memberi ruang untuk sesuatu yang tidak masuk akal. Ia melihat segala yang bertentangan sebagai sama dan utuh di dalam kebenarannya.
Paradoks berisi kontradiksi yang absurd dan benar secara bersamaan.
Bisa dibilang, inilah hukum-hukum yang menggerakkan segala yang ada. Dengan memahami paradoks kehidupan, kita pun turut memahami kenyataan yang terjadi.