Cobalah renungi dengan serius. Jangan dikira kelulusan SNMPTN sepenuhnya kesenangan. Mengapa? Sebab sekarang, kamu dilimpahi masalah dengan varian baru; masalah-masalah yang sebelumnya tak pernah kamu hadapi. Apa itu? Lanjutkan saja perenunganmu!
Kemudian bagi kamu yang mendapatkan hasil merah, cobalah reka-reka sendiri: seberapa pentingnya hasil SNMPTN itu bagimu? Toh masih ada jalan lain. Dan apa kabar baiknya? Kamu akan belajar lebih banyak hal!
Selama kamu mempersiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN, sebenarnya kamu sedang menikmati anugerah Tuhan. Ini anugerah! Kamu akan belajar hal-hal baru atau setidaknya mengasah kembali pengetahuanmu tentang semua materi yang dipelajari dari kelas 10 sampai kelas 12.
Anugerah ini juga datang kepada mereka yang lulus. Tapi, pastilah lebih banyak yang tidak mengambilnya karena akan berasumsi bahwa itu sesuatu yang melelahkan dan sia-sia.
Duh, aku iri kepada mereka yang gagal, sebab mereka sedang diberikan kesempatan untuk berkembang. Perkembangan hanya dapat terjadi saat kita memulai dari titik rendah menuju puncak.
Mereka yang berada di puncak sudah kehabisan jalan untuk bisa berdiri di posisi yang lebih tinggi lagi. Dan sesungguhnya tidak ada orang yang sedang berada di puncak. Mereka hanya merasa berada di puncak hingga mereka tersadar bahwa satu-satunya cara untuk bisa berkembang adalah kembali turun dan mendakinya ulang.
Kita selalu bermula dari bukan apa-apa.
Bahkan aku menjadi skeptis sekarang ini: jangan-jangan di waktu nanti, mereka yang sempat tidak lulus SNMPTN akan lebih unggul. Karena yang satu didorong api semangat, yang satu didorong api kebanggaan.
Dan sayangnya, sikap angkuh hanya lahir saat kita mengalami kesuksesan yang membanggakan. Ironisnya, kesuksesan juga terkadang malah menjadi bencana bagi mereka yang belum siap mengalaminya.
Duh, sesungguhnya kegagalan adalah pemantik api di gelapnya gua. Meskipun kegagalan membuat segalanya begitu gelap dan suram, tapi kegagalan juga yang memberikan kita obor sebagai penerangnya. Hanya saja, beberapa dari kita tidak menyadarinya, atau bahkan tidak mau sama sekali.
Ada yang unik dari sifat manusia. Dalam beberapa kasus, mereka begitu senang meratapi kegagalannya sehingga mereka punya alasan untuk protes atau mengeluh kepada Tuhan. Padahal kegagalan adalah anugerah. Ya, jika pilihanmu tidak terwujud, pastilah apa yang kamu dapatkan sekarang adalah pilihan Tuhan.