Barangkali Anda akan mulai memprotes bahwa artikel ini sama sekali tidak menjawab apa pun dari judulnya. Tetapi saya tidak melakukannya karena alasan yang sangat sederhana: Saya tidak dapat memutuskan apa yang tepat untuk seseorang.
Saya tidak bisa memutuskan apa yang membuat seseorang menjadi orang yang lebih baik. Dan bahkan jika saya memutuskan, fakta bahwa saya menyuruh Anda melakukannya, Anda akan merasa jengkel karena diperintah seseorang yang tak tahu diri.
Jika ada seseorang yang berubah karena didesak pihak lain, dia akan begitu bergantung pada nilai-nilai orang lain, dan dia akan merasa tersesat sebab tanpa identitas sejak awal.
Tapi, ada waktunya pula kita memaksa seseorang untuk berubah dan ikut campur tangan terhadapnya, yaitu saat orang tersebut menjadi bahaya bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Bahaya yang saya maksud benar-benar dalam artian yang sesungguhnya, seperti ketika seseorang overdosis obat-obatan atau hasrat menjadi seorang teroris.
Dan dalam kasus teman saya, pacarnya itu kecanduan game online dan *uhuk media sosial.
"Kamu harus menonjoknya dengan cara yang lain," ujar saya pada teman, "karena dengan begitu, dia bisa memotivasi dirinya sendiri dan kamu akan menyaksikan perkembangannya seiring waktu."
"Caranya?"
"Kamu bisa membantunya agar dia melahirkan motivasinya sendiri dan dia merasa benar-benar harus berubah tanpa paksa. Kamu harus membuatnya merasa wajib berubah tanpa desakan siapa pun."
"Ya, katakan bagaimana!"
Pertama, pimpin dengan memberi contoh. Siapa pun yang pernah membuat perubahan besar dalam hidup mereka telah memerhatikan bahwa itu memiliki efek riak pada hubungan mereka.
Seorang teman saya tiba-tiba saja mematikan rokoknya dan lalu membuangnya saat saya datang menghampirinya.