Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sepercik Cahaya Kembang Api

31 Desember 2020   09:17 Diperbarui: 31 Desember 2020   09:26 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sebagian kecil orang yang menyadari ini; sungguh ironis.

Teruntuk 2021

di planet yang sama

Malam ini tak akan sesunyi malam-malam sebelumnya. Hujan badai sekali pun, penduduk bumi tetap menunggu saat yang tepat untuk menyalakan kembang apinya. Dan di sepercik cahaya kembang api itu, tersimpan banyak harapan.

Aku benci pengharapan. Ia memberiku angin segar, juga beribu-ribu kekecewaan. Semakin banyak berharap, semakin banyak kekecewaan. Semuanya ambyar. Dan harapan adalah penyebab sekaligus akibat dari keambyaran tersebut.

Tetapi aku tetap berani berharap. Bagaimana pun, harapan adalah oasis di tengah Padang Sahara. Aku ingin berharap dengan cerdas.

Meskipun tahun 2020 menjadi tahun yang kelam penuh masalah, bukan berarti aku berharap tahun 2021 menjadi tahun tanpa masalah. Itu sungguh konyol! Aku tidak mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Aku hanya ingin hidup dengan baik.

Tahun 2021, aku berharap akan datangnya peluang dan "penindasan" yang tak terbatas di setiap saat. Itu membuatku merasa sangat hidup! Aku berharap akan datangnya penderitaan beserta kebebasan. Aku berharap penderitaan yang datang dari kebahagiaan. Atau, kebijaksanaan yang datang dari ketidakmengertian. Atau, kekuatan yang datang dari kepasrahan.

Aku tidak berharap tahun 2021 menjadi tahun tanpa masalah. Aku hanya mengharapkan masalah yang lebih baik; masalah yang lebih indah untuk ditanggapi.

Aku berharap apa-apa yang ada sebagaimana adanya. Apa yang terjadi, terjadilah! Bagian kita adalah menerima suratan takdir. Ini bukan bentuk dari fatalisme atau pun nihilisme. Ini bentuk kepahlawanan, untuk berani menghadapi apa pun yang jelas-jelas ada.

Hidup adalah rentetan dari masalah. Benar-benar indah, bahwa setiap masalah memperlihatkan pada kita mana manusia yang hidup dan mati. Tuhan tak sedang bermain dadu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun