Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kata Siapa Kita ini Bukan Makhluk yang Sempurna?

2 Desember 2020   14:23 Diperbarui: 2 Desember 2020   14:29 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, malaikat tidak berbuat kesalahan karena memang tidak diciptakan dengan nafsu. 

Sekarang mari kita lihat hewan; salah satu makhluk yang hampir mirip dengan manusia *ups..

Hewan memiliki nafsu; hanya itu. Apa yang membedakan kita dengan hewan? Hampir sulit untuk dibedakan saya rasa, tetapi kita memiliki rasio untuk berpikir. Dan hewan, tidak memiliki itu layaknya manusia. Bayangkan jika mereka memilikinya; mungkin beberapa koloni manusia sudah dijadikan budak oleh hewan-hewan.

Jadi kalau paradigma kita selama ini mengatakan bahwa sempurna itu "tanpa kesalahan", maka malaikat adalah makhluk yang sempurna. Tetapi ingat, malaikat bisa demikian karena tidak memiliki nafsu dan tidak bisa bebas berkehendak layaknya manusia.

Karenanya, bagaimana kalau kita sepakat bahwa kita inilah makhluk yang sempurna? 

Kita bisa melakukan kebaikan layaknya malaikat. Dan kita pun, bisa bertindak "busuk" layaknya hewan. 

Kita memiliki kehendak bebas yang tidak dimiliki malaikat. Dan kita memiliki rasio untuk berpikir yang tidak dimiliki hewan.

Maka jika Anda bertanya kepada saya, "Siapa makhluk yang sempurna?" Saya akan dengan senang hati menjawabnya dengan, "Kita; kitalah makhluk yang sempurna itu."

Kita semua sempurna dengan segala "kecacatannya". Kita semua sempurna dengan perbedaan dan keunikan yang Tuhan berikan pada kita. Al-Qur'an mengatakan, bahwa manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. at-Tin: 4).

Mari kita renungkan bagaimana sesungguhnya hidup yang "sempurna".

Pada awalnya, saya memandang hidup ini tidak sempurna. Banyak ketidakadilan di sini. Tetapi, saya mengubah pandangan tersebut dan mulai tersadar, bahwa hidup ini telah sempurna dengan sebagaimana adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun