Mantan pejabat tersebut merekomendasikan agar Iran berinvestasi dalam gas alam cair (LNG) untuk mendiversifikasi industri gasnya, sehingga pasar ekspor negara itu dapat berkembang ke berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Jepang, dan China.
Ini semua bisa dimulai dengan kesepakatan nuklir Teheran dengan Washington yang akan melibatkan pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.
Selain itu, Iran juga perlu menarik investasi asing, dan yang lebih penting mengurangi konsumsi domestik, sementara produksi mencapai sekitar 800m-810m meter kubik per hari, sekitar 750m kubik gas dikonsumsi setiap hari di dalam negeri.
"Mencapai konsensus dalam pendirian Republik Islam atas ekspor gas ke Eropa adalah sangat penting. Namun saya percaya karena pemerintah dijalankan oleh kaum konservatif, mereka dapat dengan mudah membujuk kelompok garis keras, sebagai sekutu mereka, untuk menghentikan penentangan mereka terhadap rencana tersebut," ungkap eks pejabat Iran itu.
Kini, Iran dan Amerika Serikat masih dalam pembicaraan di Wina dan hampir mencapai kesepakatan mengenai pencabutan sanksi.
Bloomberg melaporkan pada 21 Maret lalu bahwa delegasi pada Konferensi Gas Eropa di Wina membahas kemungkinan menggunakan gas Iran untuk mengisi kekosongan terhadap gas Rusia.
Upaya Ekspor Gas Iran ke Eropa
Ada beberapa upaya untuk mengekspor gas Iran ke Eropa di masa lalu.
Pertama, proposal Turki dan Iran untuk mengangkut gas Iran ke Eropa melalui pipa Nabucco, namun batal. Proposal itu direncanakan untuk memasok gas dari Laut Kaspia ke Austria melalui Erzurum, Turki. Proyek ini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada gas Rusia, tetapi AS dan Uni Eropa menentang keterlibatan Iran.
Proyek lainnya adalah Islamic Pipeline, yang dimaksudkan untuk melintasi Iran, Irak, dan Suriah. Kemudian dari sana menyambung ke Lebanon, Turki, dan Eropa. Namun, itu belum terwujud karena perang di Suriah dan sanksi keuangan yang melumpuhkan baik di Suriah maupun Iran.
Rencana paling serius dalam upaya mengekspor gas ke Eropa adalah Pipa Persia. Ide itu dikejar pada 2007 dan seharusnya mengangkut gas dari ladang South Pars di Iran ke Eropa melalui Turki, tetapi karena sanksi dan penarikan kontraktor proyek, rencana itu gagal.