Margotani 2, yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan, dikenal sebagai salah satu penjaga setia warisan budaya Indonesia, terutama dalam bidang seni gamelan. Seni tradisional gamelan kembali mendapat sorotan di Desa Margotani 2 berkat inisiatif dan dedikasi mahasiswa KKN dari Universitas Nurul Huda (UNUHA), yang tergabung dalam Kelompok 20 sebagai Upaya untuk membangkitkan kembali minat dan apresiasi terhadap warisan budaya lokal.
Margotani, 23 Juli 2024 - DesaGamelan, alat musik tradisional Jawa yang terdiri dari berbagai instrumen seperti gong, demung, saron, kendang, kenong, serampak, bonang dan bonang penerus, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad. Namun, dengan berjalannya waktu, minat terhadap gamelan di kalangan generasi muda menurun, mengancam kelangsungan budaya ini.
Kesenian Gamelan di bawa ke margotani 2 oleh bapak Panut Sutresno pada Tahun 1982, yang di pentaskan pertama kali di kediaman beliau dusun Jogja Margotani 2. Budaya ini tetap lestarikan di tanah sumatera sampai sekarang karena mayoritas masyarakat margotani 2 merupakan suku asli jawa sebagai bentuk kesenian jawa yang tidak hilang. Dan saat ini kesenian gamelan ini bertempat dikediama mbah sumikin dusun jogja desa margotani 2.
Setiap malam kamis dan malam minggu, warga desa dari berbagai usia berkumpul di kediaman Mbah Sumikin untuk berlatih gamelan. Kegiatan ini diikuti oleh generasi tua, karena kurangnya minat dari generasi muda , "Kami ingin memastikan bahwa warisan ini tidak hilang begitu saja," ujar Pak Suwandi Ketua Dari Karawitan Mudo Raharjo, seorang sesepuh desa yang juga merupakan pemain gamelan senior. "Melalui latihan rutin ini, kami berharap dapat menarik minat anak muda untuk belajar dan menghargai budaya mereka sendiri."
Dalam upaya untuk membangkitkan kembali minat dan apresiasi terhadap gamelan, mahasiswa KKN_T 20 UNUHA tidak hanya melakukan pembelajaran dan praktik langsung tentang teknik bermain gamelan, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mempromosikan warisan budaya ini kepada masyarakat lokal. Mereka  mengajak anak-anak dan pemuda setempat turut belajar teknik dasar bermain, melestarikan serta menyampaikan cerita-cerita tentang nilai budaya yang terkandung dalam setiap irama gamelan.
M Nanang Nurudin, Ketua KKN_T 20, menjelaskan bahwa perjalanan mereka tidaklah mudah. "Kami mulai dengan mengumpulkan minat dari pemuda-pemudi desa untuk belajar dan menghargai keindahan musik gamelan. Meskipun  berat mengajak pemuda untuk  belajar dan melestarikan budaya ini, Kami tetap berusaha untuk meningkatkan minat pemuda setempat," ujarnya dengan antusias.
Pak Kades Margotani 2, Budiono, turut menyambut baik upaya yang dilakukan oleh mahasiswa UNUHA dalam melestarikan budaya gamelan. "Gamelan adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya kami di Margotani 2, Karena mayoritas masyarakat Margotani 2 merupakan suku jawa. Keberadaan KKN_T_20 UNUHA membawa angin segar dalam menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya ini," ungkapnya.
Mahasiswa KKN UNUHA berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan kegiatan seni dan budaya ini, bahkan setelah program KKN mereka selesai. Mereka berharap agar gamelan di Desa Margotani 2 tidak hanya bergema, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kebanggaan bagi masyarakat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H