Mohon tunggu...
Kebijakan

Teroris "Tak Lagi" Islam

18 Maret 2019   17:52 Diperbarui: 18 Maret 2019   18:38 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Berakhirnya Perang Dingin memunculkan berbagai macam isu-isu dan secara signifikan telah mengubah wajah dunia seperti konflik etnis, munculnya terorisme internasional dan kecenderungan internasionalisasi isu-isu lokal. Berbagai kecenderungan baru yang tengah melanda dunia internasional ini tentunya membawa konsekuensi-konsekuensi baru terhadap interaksi global. 

Salah satu tantangan yanng paling serius dalam tantanan dunia  pasca Perang Dingin adalah terorisme. Proses dari perkembangan zaman menjadikan muncul berbagai spekulasi dalam memahami berbagai macam masalah didunia internasional. 

Terorisme dipersepsikan sebagai ancaman yang paling serius oleh negara-negara didunia internasional yang semakin memfokuskan diri untuk melakukan penangan secara komprehensif guna menetralisir kejadian-kejadian tidakan terorisme didunia internasional dalam beberapa dekade belakangan ini. Pemilihan objek kajian ini adalah ingin melihat sejauhmana perspektif yang telah tertanam di dunia internasional yang menganggap aksi-aksi para teroris ini selalu dihubungkan dengan agama terutamanya islam sehingga persepsi-persepsi yang telah muncul dan berkembang saat ini membuka pikiran dunia internasional untuk lebih transparan dalam melihat spekulasi yang ada dalam kaitannya dengan terorsime ini.  

Perbedaan perspektif dalam menyikapi aksi-aksi terorisme ini yang kemudian menimbulkan berbagai macam persoalan, dimana dunia internasional selalu menngaitkan aksi terorisme ini secara tidak langsung dengan paham dan agama yang dianut atau dipakai oleh para teroris. Hampir dari dua dekade yakni setelah aksi 11 september 2001, dunia internasional menganggap bahwa agama lah yang kemudian membawa "penyakit" bagi keamanan internasional. 

Islam sebagai agama penyempurna dari agama lain seringkali dikaitkan dengan masalah terorisme ini. Anggapan yang salah ini kemudian menjadikan pandangan dunia internasional selalu mengenyampingkan agama lain, sehingga membuat agama islam selalu terpojokkan, padahal agama yang dianut oleh teroris ini bukanlah islam. Ini seolah-olah sudah terjawab dengan adanya aksi terorisme yang terjadi didalam masjid tepatnya di Selandia Baru. 

Kejadian yang akhir-akhir ini sangat memprihatikan, dimana aksi yang dilakukan oleh teroris ini secara membabi buta menembaki umat muslim yang sedang beribadah. Kejadian ini memakan korban jiwa sebanyak 49 orang. Tindakan yang dilakukan oleh teroris ini membuka mata dunia internasional bahwa pelaku teror ini nyatanya bukan seorang muslim. Untuk itulah bahwasannya, dunia internasional perlu memahami niat dari pelaku teroris tersebut, sehingga aksi-aksi yang muncul dari teroris ini janganlah selalu dihubungkan dengan agama utamanya islam. 

Butuhnya pemahaman secara komprehensif melalui forum-forum diskusi dan kerjasama untuk semua negara di dunia internasional guna memahami bahwa aksi terorisme ini murni merupakan kejahatan internasional yang tidak ada kaitannya dengan ajaran agama yang dianut oleh teroris tersebut. 

Perlu dipahami juga bahwa, islam adalah agama yang sangat tidak memperbolehkan adanya aksi pembunuhan-pembunuhan seperti yang dilakukan oleh teroris tersebut. Sehingga ini wajib diketahui oleh dunia internasional agar kemudian perspektif-perspektif yang muncul dapat dibantah. Melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI) diharapkan mampu menjawab sudut pandang yang telah terbangun di dunia internasional.

Referensi: Anak Agung dan Yani Mochamad, 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun