Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 memberikan dampak pada beberapa sektor yang ada di Indonesia. Selain itu pandemi ini juga mempunyai dampak terhadap
penataan ruang untuk kedepannya. Tantangan mengenai
perencanaan dan penataan ruang yang harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini untuk kedepannya harus dilakukan.
Penataan ruang yang diharapkan untuk kedepannya harus mengakomodasi
masyarakat agar tidak berkerumun seperti lebih banyak sirkulasi udara, ruang terbuka dan cahaya matahari untuk mematikan virus. Begitu pentingnya penataan ruang ini untuk menjadikan kota yang aman dan sehat dimasa depan.
Pemerintah terus mendorong beberapa daerah di Indonesia memiliki dokumen tata ruang agar nanti penatan ruang yaang direncanakan sesuai dengan kondisi pandemi  serta arah pengembangan dan pemaksimalan keunggulan daerah bisa di lakukan. Jika nantinya arah kebijakan dan rencana tata ruang sudah dibuat dan sesuai dengan kondisi lapangan serta kondisi sekarang maka akan terbentuk suatu kota yang aman, sehat dan berkelanjutan. Beberapa dokumen yang memuat mengenai aturan rencana dan arah kebijkan adalah Rencana Detail dan Tata Ruang atau RDTR. Â
Melalui program Kampus Mengajar atau MBKM yang dibawahi oleh Kementrian ATR/BPN ini mahasiswa diberikan tugas untuk mengumpulkan serta menyusun beberapa analisis yang terkait dengan isi yang mana diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam penyusunan RDTR nantinya. Kegiatan yang dilakukan saat mengikuti program MBKM kampus merdeka adalah tahap pelatihan oleh kementerian ATR/BPN selama satu minggu dengan beberapa tes materi mengenai konten isi dari RDTR. Setelah itu mahasiswa disebar di beberapa OPD yang telah dibagi untuk kemudia dilakukan beberapa dikusi dalam menganalisis beberapa hal mengenai RDTR dan juga survei ke lokasi penelitian serta bertemu dengan masyarakat. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo.
Kecamatan Jangkar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Situbondo dengan memiliki potensi salah satunya yakni perikanan dan transportasi laut yakni pelabuhan. Peningkatan dan pemaksimalan pengelolaan potensi yang dimiliki WP Jangkar masih perlu ditingkatkan agar memberikan dampak positif bagi masyarakatnya. Survei yang dilakukan ke lokasi penelitian yang mana informasi yang didapat dari hasil wawancara kepada masyarakat jangkar didapati beberapa kegiatan warga yang mendominasi diantarannya adalah sebagai nelayan, mengolah ikan asin dan juga pertanian. Selain itu juga terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat yakni kurangnya optimalisasi penjulan hasil olahan ikan, perlu adanya peningkatan untuk infrastruktur jalan menuju pelabuhan serta isu lingkungan seperti ada sampah yang cukup banyak ditemukan di tepi pantai.
Penyusunan RDTR ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan pada berbagai kawasan yang mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu karena aktivitas penduduk. Kegiatan pengumpulan data dan penyusunan analisis RDTR WP Jangkar ini melibatkan peran serta masyarakat yang mendukung dan memberikan informasi agar tata ruang dapat terbentuk sesuai dengan standar yang sudah terdapat dalam Permen ATR/KBPN Nomor 11 Tahun 2021, dengan wawancara dan menggali informasi langsung kepada mayarakat diharapkan nantinya dokumen penataan ruang yang dibuat oleh pemerintah daerah bisa untuk mengakomodir semua potensi serta masalah yang ada dan kemudian bisa menjadikan WP Jangkar menjadi kota yang aman, sehat dan berkalanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya