Mohon tunggu...
muhammad farizzuliansah
muhammad farizzuliansah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa rebahan cita cita masuk surga

Nama saya muhammad fariz zuliansah saya seorang mahasiswa di UIN Walisongo Semarang yang sekarang memijak semester 8. Dan insyallah akan tamat pada waktu yang tepat. terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

23 Februari 2021   12:59 Diperbarui: 23 Februari 2021   13:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini  dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 dimana salah satunya Indonesia terkena dampak tersebut, dari dampak ini pendidikan di indonesia juga terganggu. Satu demi satu sekolah ditutp semua pembelajaran berbentuk daring, lantas bagaimana kendala yang terjadi?.

Mari kita bahas bersama.

Sangat menarik bagi saya ketika berbicara masalah pendidikan disaat masa pandemi ini, terbayang oleh saya bagaimana ribet, susah tidak bertatap muka pada saat belajar hanya mengandalkan virtual, dan tantangan satu lagi bagaimana nasib anak-anak yang tidak memiliki fasilitas yang memadai?.

Beberapa sekolah yang saya amati dari akhir bulan maret sudah menutup akses bebas keluar masuk kecuali staff dan pengajar di sekolah, mulai saat itu pembelajaran telah berubah menjadi daring (sistem pembelajaran online atau virtual tanpa tatap muka langsung) dan itu semua berjalan sampai saat ini, dan kita juga tidak tau kapan berakhirnya pandemi ini dan kembali normal. 

Awal-awal pembelajaran daring ini di sambut baik namun setelah beberapa bulan berlalu muncul masalah-masalah. Seperti kendala pulsa atau kuota, tidak adanya fasilitas smartphone, tidak ada yang mendampingi anak-anak yang kedua orang tuanya berkerja, pekerjaan rumah yang diberikan dengan deadline yang singkat, dan masih banyak kendala yang lainnya mucul seiring dengan berjalannya waktu.

Anak-anak yang sangat berbeda ketika pembelajaran langsung dengan pembelajaran daring. Di desa saya anak-anak banyak kendala dengan tidak memiliki smartphone dan orang tua mereka harus bekerja, dan jalan satu-satunya adalah sekolah tersebut harus dibuka dan melakukan pelajaran secara tatap muka, dan sekolah tersebut harus berdasarkan protokol kesehatan mau tidak mau. Mereka harus menyediakan face shield, dan tempat cuci tangan, dan mereka mewajibkan anak-anak memakai masker, sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka langsung harus berhati-hati dan tetap steril.

Dan anak-anak yang melakukan daring kesulitan mereka mencerna pembelajaran yang singkat, mereka seperti harus memahami beberapa materi pelajaran dengan jam virtual yang singkat belum lagi tugas yang berbentuk online yang sudah menanti mereka, tentu saja ini butuh pendampingan orang tua. Beberapa orang tua yang notabene keduanya bekerja mau tidak mau menitipkan kepada saudara mereka agar anak mereka dapat belajar, atau salah satu dari orang tua harus off bekerja agar bisa mendampingi anak mereka yang sedang belajar daring.

Banyak kejadian ini yang terjadi kepada anak TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan seperti seperti Sekolah Menengah Atas mereka biasanya sudah mandiri namun harus tetap di ingatkan masalah belajar atau tugas selama daring ini.

Dan saya berharap pemerintah bersama-sama mencari solusi bagi anak-anak dengan tantangan pendidikan dimasa pandemi ini, sebagaimana awal-awal pembelajaran Daring dan Luring di galakan, jangan pernah anggap remeh bahwasannya semua berjalan dengan baik padahaln kenyataan banyak ditemukan kendala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun