Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Nur Ikhsan
Muhammad Ilham Nur Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Orang boleh lupa tapi catatan selalu mengingatkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Ikhlas Mereka, Kekuatan yang Menopang Negeri

4 Desember 2024   00:22 Diperbarui: 4 Desember 2024   01:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah gemerlap kota dan hingar-bingar modernitas, ada satu kelompok yang tetap teguh berdiri, seolah tak pernah goyah oleh waktu, merekalah para pedagang itu. Mereka adalah pahlawan dalam diam, pejuang yang tak mengenal lelah, menjaga denyut nadi kehidupan yang sering terlupakan. Ketika kata-kata merendahkan keluar dari tokoh-tokoh besar, ada sebuah ironi yang mengiris hati, mengapa harus ada penghinaan bagi mereka yang sesungguhnya adalah jantung ekonomi kita?

Pedagang kecil adalah penjaga harapan yang tak terhitung jumlahnya. Dari gerobak-gerobak yang mengusung kenangan masa lalu hingga wadah yang mereka pikul, mereka menyajikan lebih dari sekadar barang. Mereka menyajikan kehidupan-kehidupan yang tak pernah berhenti berputar meski dalam keterbatasan. Setiap rupiah yang mereka terima adalah cermin dari ketekunan, keberanian, dan cinta pada keluarga serta tanah air.

Seharusnya kita tidak lupa, bahwa bangsa ini dibangun oleh tangan-tangan sederhana yang tak pernah mengharapkan pujian. Mereka adalah saksi bisu dari perjalanan panjang kita sebagai bangsa, menyediakan makanan, kebutuhan, dan harapan bagi yang membutuhkan. Menghina mereka berarti menghina seluruh lapisan masyarakat yang turut menopang perekonomian negeri ini. Menghina mereka sama dengan merendahkan akar yang menopang pohon besar bangsa kita.

Kita belajar banyak dari mereka yang hidup dalam kesederhanaan. Dari pedagang kecil, kita belajar bahwa kebesaran bukanlah soal ukuran atau kemewahan, melainkan tentang ketekunan dan hati yang tulus. Mereka adalah penanda betapa sesungguhnya yang besar itu tak selalu terlihat megah, melainkan ada dalam ketulusan setiap langkah yang diambil dengan penuh rasa hormat kepada sesama.

Mari kita hentikan segala bentuk penghinaan terhadap mereka yang telah memberikan begitu banyak bagi kita. Sebab, dalam setiap transaksinya, mereka menanamkan nilai luhur yang jauh lebih berharga daripada sekadar uang. Mereka mengajarkan kita tentang keberanian untuk bertahan, tentang keikhlasan untuk memberi, dan tentang cinta yang tumbuh dalam kesederhanaan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai setiap lapisan, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Pedagang kecil adalah pahlawan yang tersembunyi dalam tiap sudut kehidupan kita. Mereka adalah cermin kemuliaan bangsa yang sejati, yang tak perlu dihina, tetapi justru harus dihormati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun