Jogja merupkan salah satu kota tua di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah bangunan-bangunan tua yang masih kokoh berdiri di kota ini. Kota jogja memang banyak menyimpan sejarah zaman dulu yang masih dikenal hingga sekarang.
Uniknya bangunan ini masih mempertahankan arsitektur seperti dulu kala. Namun tak dipungkiri seiring perkembanagn zaman, dari sejumlah bangunan tua ini ada yang mengalami perubahan baik arsitektur maupun warna catnya. Salah satunya Asrama Mahasiswa kalimantan Selatan Lambung Mangkurat di Yogyakarta
 Asrama yang biasa disingkat AMKS Lamang ini terletak di Jl. A.M. Sangaji No.66, Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, sangat strategis dan berada di pusat Kota Jogja, sekitar 1 km dari tugu Jogja.
Asrama ini diperkirakan sudah resmi menjadi milik Pemprov Kalsel sejak tahun 1953 hal ini didasarkan karena ada alumni asrama tahun 1956 yang menyelsaikan SMA. Ketika itu asrama ini bernama Asrama Pelajar dan Mahasiswa, namun  pada tahun 90'an masih ada pelajar yang diperkenankan tinggal di asrama ini. selain itu asrama ini juga dikenal dengan nama "Asrama Jetis 56" karena nomor alamat yang tertera di asrama itu "56". Namun  no alamat pada asrama ini berubah menjadi 66.
Pada tahun 70-80'an mayoritas penghuninya berasal dari Kandangan, Rantau, dan  Nagara. Selain itu juga ada dari kabupaten lain seperti dari Kab. HST, Banjar, Kotabaru, Tabalong (Kalua), dan Kota Banjarmasin.
Menurut versi H. M Said (Gubernur Kalsel periode 1984-1995), waktu beliau tinggal di asrama ini pada tahu 60-an. Penghuni asrama sudah mayoritas orang yang berasal dari Kalimantan Selatan walaupun sebelumnya identik dengan "K3" atau Kerukunan Keluarga Kalimantan, sebelumnya asrama ini juga di huni oleh orang yang berasal dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Pada akhir tahun 60'an, Bukhori (alumni Asrama Lamang) mengatakan bahwa  pernah ada turis dari belanda datang ke Yogyakarta dan mampir ke Asrama ini. Ia mengatakan, kalau dulunya bangunan ini adalah rumahnya namun setelah kedatangan Jepang, beliau ditahan dan bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Jepang. Diperkirakan asrama ini berdiri tahun 1930-an yang menjadi rumah pejabat belanda pada waktu itu. Pada tahun 1993, ibu itu pun berkunjung lagi ke asrama kedua kalinya.
Asrama ini sangat berjasa bagi Pelajar dan Mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Selatan, banyak tokoh Kalimantan Selatan yang tinggal dan menjadi alumni asrama ini. baik menjadi tokoh-tokoh regional, nasional, maupun internasional. Seperti dibawah ini:
1. Dr. KH Amidhan -- mantan Ketua MUI Pusat & Dirjen BIMAS ISLAM KEMENAG RI
(Ayah dari wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria)