hati kita adalah sebuah kaca jendela yang mulus dan bening, lalu tiba-tiba, tanpa peringatan, ada yang melempar batu keras ke arah jendela. Pecah, muncul retakan yang menyebar keseluruh bagian jendela, membuat jendela itu terlihat rapuh dan berantakan. Bayangkan juga ketika kita memecahkan sebuah gelas kaca ke lantai, tentu gelas tersebut pecah dan menjadi bagian-bagian kecil yang berantakan. Kemudian kita menyesal telah memecahkan gelas tersebut dan mencoba memperbaikinya dengan menempelkan satu persatu bagian gelas yang telah pecah tersebut menggunakan lem. Apakah bisa? Jawabannya adalah bisa, namun apakah gelas tersebut bisa menjadi bentuk semulanya? Jawabannya adalah tidak.
BayangkanBegitulah perasaan patah hati. Sebuah kondisi yang tidak hanya meremukkan emosi, tetapi juga memberikan dampak pada fisik dan mental. Namun, kenapa patah hati bisa terasa sangat menyakitkan? Apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh dan pikiran kita saat kita mengalami perpisahan yang begitu menyakitkan? Ataupun sebuah kejadian yang tidak pernah kita bayangkan? Dan bagaimana kita bisa menyembuhkannya?.
Kenapa Patah Hati Terasa Menyakitkan?
Patah hati bukan sekadar metafora untuk menggambarkan perasaan sedih. Ketika seseorang mengalami patah hati, ada reaksi nyata yang terjadi di dalam tubuh. Menurut penelitian, bagian otak yang terlibat ketika kita mengalami kehilangan atau penolakan adalah bagian yang sama yang terlibat dalam merasakan rasa sakit fisik. Inilah kenapa kita sering merasakan dada yang sesak, sakit kepala, atau bahkan merasa mual ketika berada di tengah perpisahan yang emosional.
Dari sudut pandang penelitian terhadap manusia, hubungan dan keterikatan dengan orang lain adalah hal yang penting bagi kelangsungan hidup kita. Otak kita dirancang untuk memprioritaskan ikatan emosional, sehingga ketika kita merasakan penyesalan, merasa bersalah, ataupun kehilangan seseorang yang dekat, tubuh kita bereaksi dengan cara yang mirip ketika kita mengalami cedera fisik. Tubuh merespon dengan pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang menyebabkan gejala fisik seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah naik, dan kesulitan tidur.
Selain itu, cinta juga menghasilkan pelepasan hormon seperti oksitosin dan dopamine, hormon yang memberi perasaan bahagia dan nyaman. Ketika hubungan berakhir, produksi hormon-hormon ini menurun drastis, yang menyebabkan kita merasa hampa, kesepian, dan bahkan depresi.
Cara-Cara Menyembuhkan Patah Hati
Walaupun patah hati bisa terasa begitu menghancurkan, menyembuhkan luka secepatnya adalah hal yang paling penting dilakukan. Berikut adalah beberapa cara untuk merawat diri setelah mengalami patah hati:
1. Mengizinkan Diri Merasakan Rasa Sakit
Salah satu langkah pertama dalam menyembuhkan patah hati adalah mengizinkan diri untuk merasakan emosi sepenuhnya. Jangan menekan perasaan sedih, marah, atau kecewa. Ini adalah reaksi alami yang perlu dihadapi. Menangis, menulis, atau berbicara dengan teman bisa membantu melepaskan emosi tersebut.
2. Dukungan Sosial
Meskipun kita mungkin merasa ingin menarik diri dari dunia, dukungan dari teman dan keluarga sangat penting. Mereka bisa menjadi tempat kita bersandar, menawarkan perspektif baru, dan mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam melalui masa sulit ini.
3. Mengalihkan Diri dengan Kegiatan Positif